TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Jenderal TNI (Purnawirawan) Fachrul Razi mengaku geram dengan para penceramah yang menyebarkan paham radikal lewat masjid-masjid atau tempat ibadah lainnya. Ketika masih menjadi Ketua Bravo 5, kelompok relawan pendukung Jokowi, Fachrul kerap meminta anak buahnya turun langsung ke lapangan dan memeriksa masjid-masjid, menelisik ustad-ustad yang menyampaikan ceramah provokatif.
"Saya pesan kepada mereka, kita ini kan harimau yang mengaum. Jadi kalau ada penceramah ngomong berbahaya di masjid, kamu aumm aumm....," kata Fachrul Razi dengan suara tinggi dan tangan seperti hendak mencengkeram, saat wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Senin, 28 Oktober 2019.
Menurut Fachrul, mereka yang provokatif, tidak bisa menyebut diri ustad atau penceramah. "Ustad jangan berbicara seperti itu. Kalau anda berbicara seperti itu, berarti anda mengadu domba bangsa, anda bukan umat Islam yang baik. Tegas aja. Sehingga saya bilang, aumm....," ujar Fachrul Razi, lagi-lagi dengan suara tinggi dan tangan seperti hendak mencengkeram.
Untuk mengatasi ustad-ustad atau penceramah yang menyebarkan paham radikal, Fachrul akan melakukan penataran. "Kami ajak ngomong soal toleransi, radikalisme, dan Pancasila. Nanti diberi sertifikat bagi yang mau ikut," ujar dia.
Fachrul juga akan tegas kepada ustad atau penceramah yang tidak mengindahkan imbauan Kementerian Agama untuk memberikan ceramah yang menyejukkan.
Ia berniat mendatangi atau memanggil beberapa penceramah untuk mengingatkan. “Kalau masih melakukan hal yang sama, kita bisa minta aparat hukum mengambil langkah tindak.” Karena, kata Fachrul Razi, itu sudah bisa dianggap ujaran kebencian dan memprovokasi massa. “Secara hukum, sudah bisa diambil itu, enggak boleh didiamkan," ujar Menteri Agama.