INFO NASIONAL — Kementerian Perhubungan menyiapkan moda transportasi dengan teknologi mutakhir dan ramah lingkungan di ibu kota baru untuk mewujudkan visi smart, integrated, dan sustainable city.
Upaya ini menjawab harapan Presiden Joko Widodo yang menginginkan ibu kota baru memiliki gedung-gedung perkantoran yang berdekatan agar waktu tempuhnya bisa lebih cepat.
Selain itu, tersedia jalur pejalan kaki atau pedestrian yang memadai dan jalur sepeda. Penggunaan kendaraan bermotor ditekan melalui transportasi publik yang terintegrasi.
Konsep transportasi di ibu kota baru nantinya terbagi atas empat ring. Untuk ring I dan II menggunakan ART (autonomous rail transit) dan bus bertenaga listrik. Ring III disediakan MRT (mass rapid transit) dan ring IV disiapkan BRT (bus rapid transit).
ART, teknologi mutakhir yang digunakan di Cina adalah gabungan bus dan kereta, berjalan di aspal menggunakan bantalan rel virtual.
"Penerapan compact city (kota terpadu) pada ring 1 juga ada e-bike dan e-scooter. Urban transport nanti sumbernya 75 persen elektrik," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan, Sugihardjo saat berbicara dalam Forum Perhubungan bertajuk "Transportasi Massal di Ibu Kota Baru Seperti Apa?" di Red Top Hotel, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Listrik sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dikembangkan secara masif, juga menjadi harapan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Kotanya nanti sejuk. Transportasi cukup jalan kaki dengan pedestrian yang sangat menunjang. Gedung-gedung pakai EBT. Atap gedung-gedung memakai solar panel," ujar Direktur Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti.
Di sisi lain, pengamat transportasi, Djoko Setiawarno, mengingatkan penduduk Kalimantan umumnya menggunakan transportasi air. Apalagi lokasi ibu kota memiliki teluk Balikpapan.
"Jangan lupakan kota-kota penyangga di sekitar ibu kota nanti, masih banyak yang memakai moda transportasi air. Jangan sampai ibu kota sangat maju tapi daerah di sekitarnya tertinggal, jadi timpang," ujarnya menanggapi paparan Sugihardjo dan Tri Dewi Virgiyanti.
Menurut Sugihardjo, transportasi air juga menjadi perhatian Kemenhub. "Dalam konsep kita, pembangunan transportasi air dari muara sampai ke pedalaman. Pelabuhan juga memegang peranan penting," ujarnya.
Kemenhub merancang sejenis kendaaraan amfibi atau bus tanah air sebagai moda transportasi yang mengangkut mahasiswa.
Sedangkan, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, mengusulkan kendaraan listrik jenis AEV (autonomous electric vehicle), kendaraan tanpa pengemudi untuk 2 orang penumpang dan bukan milik pribadi.
"Itu nanti disediakan di ibu kota baru, mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain. Bisa pakai sistem sewa atau tiket," ujarnya.
Menurut Sugihardjo, Kementerian Perhubungan menerima semua masukan dan kritikan serta akan membentuk tim satuan tugas atau task force yang akan berupaya mewujudkan mimpi ibu kota baru.
"Ibu kota baru harus bagus karena sudah didesain sejak awal. Jakarta dan kota-kota besar lainnya bukan contoh yang baik untuk transportasi karena tidak didesain dari awal," katanya. (*)