TEMPO.CO, Jakarta - Fakta-fakta tentang penyerang Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitria Andriana di gerbang alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, terkuak satu per satu. Abu Rara dan Fitria dibekuk beberapa saat setelah menyerang Wiranto seusai meresmikan gedung dan memberi kuliah umum di Universitas Mathla'ul Anwar, Banten.
Wiranto dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, dan menjalani operasi setelah menderita dua tusukan pisau akibat serangan tersebut. Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai pelaku penyerang Wiranto:
1. Terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah alias JAD Bekasi
Kedua pelaku diduga adalah bagian dari kelompok JAD Bekasi yang sebelumnya pernah dibekuk Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian. Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan tersangka teroris memiliki kaitan dengan lima teroris yang sempat ditangkap polisi. Selain itu, mereka juga diindikasi akan melakukan serangan menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober mendatang. "Sehingga harus kita dengar dan waspada," kata Budi.
Kepolisian pada September lalu menangkap sejumlah nama yang berkaitan dengan Abu Rara di JAD. Mereka adalah Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba selaku pemimpin kelompok, Surya Juniawan alias Haidar Al-Ghazi, Asep Roni, Awal Septo Hadi, Sandi Purnama alias Abu Said, dan Igun Gunawan alias Gunawan. Dua hari lalu, polisi juga menangkap polisi wanita Brigadir Dua Nesti Ode Samili yang diduga terpapar radikalisme melalui JAD Bekasi.
2. Dipantau Badan Intelijen Negara selama tiga bulan
Budi Gunawan menyatakan pihaknya telah memantau kedua pelaku sejak tiga bulan lalu. "Kita sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu. (Dia) pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama," kata Budi.
Di Menes, Pandeglang, Abu Rara menikah lagi dengan Fitria. Kata Budi, sel-sel teroris semacam Abu Rara cukup banyak di Indonesia. Karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak ikut dan turut memantau sel-sel terorisme di lingkungan masing-masing.