TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, berkomentar soal mundurnya Saut Situmorang dari jabatan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Sudirman, mundurnya Saut menandakan ada hal yang tak beres.
"Pak Saut adalah pribadi yang tegar dan kuat. Kalau orang seperti dia mundur, seharusnya menjadi semacam lonceng peringatan, ada hal yang tidak beres," kata Sudirman Said melalui pesan pendek, Jumat 13 September 2019.
Saut mundur dari jabatannya sebagai reaksi atas dipilihnya Irjen Firli Bahuri oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selepas uji kelayakan Jumat, 13 September 2019 dini hari. Melalui surat elektronik, Saut menyampaikan berita pengunduran diri ini.
Reaksi Saut, dinilai Sudirman sebagai bel panggilan kepada seluruh masyarakat yang masih menyayangi Indonesia. Menurutnya hari-hari ini akan tercatat dalam sejarah sebagai situasi yang amat suram bagi pemberantasan korupsi.
"Bangsa ini sedang berduka, kehilangan tokoh panutan utama, Presiden BJ Habibie. Tapi di tengah suasana duka proses "pemerkosaan" pada KPK terus dilangsungkan dan seperti luput dari perhatian," kata dia.
Nama Firli Bahuri sejak awal pemilihan capim KPK menuai kontroversi dan kritik. Pasalnya Kepala Polda Sumatera Selatan itu tercatat melakukan sejumlah pertemuan dengan pihak yang terseret perkara korupsi di KPK.
Dugaan pelanggaran itu terkait pertemuan Firli Bahuri dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi atau TGB. Padahal saat itu KPK sedang menyelidiki dugaan korupsi kasus divestasi Newmont yang menyeret nama TGB.