TEMPO.CO, Jakarta -Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri disingkat Densus 88 meringkus Hari Setiawan alias Hanafi alias Abu Zulfar dan Beni Luqman alias Abu Wafa, dua terduga teroris jaringan Jamaah Ansharu Daulah (JAD) Jawa Timur, terkait teror bom di Thamrin.
Keduanya ditangkap secara terpisah di Sampang dan Lamongan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengatakan, Hari dan Beni disinyalir terlibat dalam berbagai rangkaian aksi teror di Indonesia.
"Mereka diduga terlibat di aksi teror bom Thamrin. Tapi bukan mereka melakukan secara langsung, tapi mereka bagian dari jaringan itu," ujar dia saat dihubungi, Jumat, 23 Agustus 2019.
Asep membeberkan, pada 2015, Hari pernah mengikuti dauroh pelatihan militer di Sengkaling dilatih oleh Abu Gar dan M. Ali. Kedua nama itu adalah pelaku bom Thamrin. Lalu, pada 2016, ia ikut pelatihan para militer dengan menggunakan senapan M16 di waduk Selorejo Malang.
Dari tangan Hari, polisi menyita beberapa buah senjata tajam.
Sedangkan Beni, kata Asep, merupakan amir JAD Lamongan yang pernah menghadiri pertemuan di Balong Bendo Sidoarjo sebelum kejadian bom Surabaya. Pada Oktober 2016, Beni pernah ikut dauroh di Lamongan besama Zaenal Anshori dan ikhwan JAD Lamongan di musholla Gowa. Ia juga pernah ikut idad di gunung Panderman, Batu, sebelum peristiwa teror bom di Thamrin pada 14 Januari 2016.