TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak resmi bergabung dengan Partai Gerindra. Selain resmi masuk partai, Dahnil juga didapuk sebagai juru bicara Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Semoga saya bisa menunaikan tanggung jawab ini dengan baik dan mohon doa dan dukungan sahabat sekalian," kata Dahnil melalui pesan teks pada Ahad, 28 Juli 2019.
Beberapa kejadian melibatkan Dahnil sejak ia pertama kali terlibat dalam Pilpres 2019, menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjadi perbincangan dan viral di dunia maya. Berikut kejadian-kejadian itu:
Mundur sebagai ASN
September 2018, Dahnil mengumumkan pengunduran dirinya sebagai aparatur sipil negara (ASN) setelah ditunjuk menjadi koordinator juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga. "Saya sudah menyampaikan mundur sebagai ASN kemarin," kata Dahnil pada Jumat, 21 September 2018.
Dahnil memutuskan bersedia membantu tim pemenangan Prabowo-Sandiaga setelah dipinang sebulan sebelumnya. Ia yang berstatus sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, pun mengambil langkah untuk tak melanjutkan statusnya sebagai abdi negara.
Menurut Dahnil, netralitasnya sebagai ASN terganggu bila ia terlibat tim pemenangan. Apalagi, bila ia berakrobat menjadi pejabat pemenangan. Lagi pula, ujar dia, pemilihannya masuk ke jalur politik berbenturan dengan kode etik sebagai ASN. Karena itu, ia memilih mengundurkan diri sebagai ASN.
Pajak Vespa mati
April 2019, Dahnil menjadi buah bibir lantaran cuitannya di media sosial yang menjelaskan vespa miliknya yang telah mati pajaknya sejak beberapa tahun belakangan. Dahnil mengaku telah membeli Vespa Klasik itu pada 2018 di Yogyakarta. Saat awal dimiliki, kendaraan roda dua itu dalam kondisi jelek dan rusak tidak laik pakai dengan surat-surat terbatas.
"Saya modifikasi. Surat-surat dan pajak sedang dicoba cari nama pemilik di surat," kata Dahnil melalui akun Twitter-nya @Dahnilanzar, Senin, 29 April 2019. Cuitan itu viral dengan menuai 274 komentar dan disukai oleh 1.016 netizen dan di-retweet hingga 178 kali.
Penjelasan soal status pajak sepeda motor itu disampaikan Dahnil setelah ada netizen yang mempertanyakan unggahan foto Dahnil, putranya, bersama Vespa di depan rumah. Foto itu diunggah pada Ahad pekan lalu, 28 April 2019. Dalam foto yang ia unggah, terlihat nomor polisi dari Vespa AD 6336 BA dan tercantum masa berlaku plat kendaraan hingga bulan Juni tahun 2022.
Mengaku Akun Twitternya Diretas
Mei 2019, Dahnil mengatakan akun Twitter miliknya diretas. "Tadi malam akun Twitter saya @Dahnilanzar sempat dibajak. Namun atas bantuan kawan-kawan pagi tadi bisa kembali masuk," kata Dahnil melalui pesan singkat, Jumat, 24 Mei 2019.
Namun, kata Dahnil, akun Twitternya kembali diretas pada Jumat sore. Dahnil mengatakan cuitan terakhir yang ditulisnya adalah konferensi pers rencana pendaftaran gugatan sengketa hasil pemilihan presiden 2019 ke Mahkamah Konstitusi. Setelah itu, barulah muncul tiga cuitan retasan.
Dua cuitan berisi ajakan untuk tidak membayar pajak motor lantaran Prabowo Subianto tak menjadi pemenang di pilpres 20119. Ada juga sejumlah foto Dahnil naik vespa yang diunggah bersama cuitan itu. "Buat apa bayar pajak motor kalau Prabowo tidak jadi presiden? Masa saya harus bayar pajak ke pemerintahan rezim Cina? #AyoHindariPajakMotor," cuit akun itu.
Lalu, ada foto Dahnil bertemu sejumlah warga negara asing. Cuitan menyebut bahwa pertemuan itu rapat membahas penjemputan paksa Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais. "Rapat Persiapan Penjemputan Paksa Amin Rais di Kantor POLRI dengan bantuan Aktivis HAM dari Eropa." Demikian ditulis dalam cuitan.
Pemeriksaan Kasus Makar Polda Sumut
Empat hari berselang, Dahnil kembali menjadi pembicaran. Saat itu, Selasa, 28 Mei 2019, Polda Sumatera Utara melayangkan surat panggilan pemeriksaan kasus maker kepada Dahnil. Surat itu tersebar di media sosial, beserta pemberitaan yang menyebutkan Dahnil mangkir karena tiket pesawat yang mahal. Lantaran isu itu meluas, Dahnil memberikan klarifikasi melalui unggahan video.
Dalam video, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ini menjelaskan bahwa ia belum melihat secara fisik surat pemanggilan itu. Kabarnya, kata Dahnil, surat dikirimkan ke rumahnya di Tangerang. “Saya belum memebacanya dan itu harus ke Medan, di Polda Sumut, ongkos pesawat ke sana mahal pastinya,” kata dia.
Namun, Dahnil Anzar memastikan akan tetap memenuhi panggilan dari polisi. Dalam kasus ini, beberapa orang pendukung Prabowo -Sandiaga di Pilpres 2019, ditetapkan sebagai tersangka makar. Di antarnya yaitu Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein hingga juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga lainnya, Lieus Sungkharisma.