TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para guru tak henti mengingatkan anak didik tentang keberagaman Indonesia. Hal ini ia anggap penting guna menumbuhkan rasa toleransi antarsesama sejak dini.
Baca: Jokowi Dapat Penghargaan Tertinggi dari PGRI
"Sudah sunatullah Indonesia beragam, tidak seperti negara lain. Tolong diingatkan betul kepada para murid sehingga muncul toleransi dari bawah antaranak yang beda suku, agama," katanya dalam pembukaan Kongres XXII PGRI di Britama Arena, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.
Mantan wali kota Solo ini menuturkan Indonesia merupakan negara besar dan tidak ada negara lain yang semajemuk Indonesia. Indonesia memiliki 34 provinsi, 714 suku, 1.100 lebih bahasa, yang tersebar di 17 ribu pulau.
Jokowi bercerita kondisi Indonesia yang penuh keberagaman ini harus dijaga dari konflik horizontal. Ia membandingkannya dengan Afganistan yang kini kerap dilanda perang saudara. Padahal, kata dia, Afganistan hanya memiliki tujuh suku. "Gara-gara dua suku berantem, yang satu bawa teman dari luar, yang satu bawa teman dari luar, 40 tahun perang gak selesai-selesai," ucapnya.
Yang paling merasakan kerugian dari perang selama puluhan tahun itu, kata Jokowi, adalah anak-anak dan wanita. Anak-anak tidak bisa bersekolah dan wanita tidak berani beraktivitas di luar rumah.
Jokowi pun meminta para guru mengingat kisah Afganistan ini dan menyampaikannya ke masyarakat tentang pentingnya saling menghormati satu sama lain di tengah keberagaman, termasuk dalam urusan politik. Menurut Jokowi, jangan sampai hanya karena perbedaan politik merusak hubungan persaudaraan antarmasyarakat Indonesia.
Baca: JK Ungkap Pentingnya Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo
"Sedih hanya karena pilpres gak saling sapa antartetangga, antarteman. Ini proses lima tahun, masa tiap lima tahun gak saling sapa, gak saling omong, kapan kedewasaan dan kematangan berpolitik kita," tuturnya.