TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Supradiono mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) KPK. "Tahun 2014 saya mencalonkan dan masuk 19 besar. Saya akan coba lagi," kata Giri ditemui di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis, 4/7.
Baca juga: Pegawai hingga Pimpinan KPK Ikut Daftar Seleksi Capim
Giri menekankan pemberantasan korupsi itu menjadi kewajiban setiap warga negara. Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh lembaga anti rasuah ini, antara lain, pemberantasan korupsi di tingkat bawah.
Dia menilai praktik korupsi masih rentan terjadi saat pengurusan surat perizinan baik sektor bisnis maupun lainnya. Giri juga menjelaskan kehadiran negara diperlukan dalam bidang pendanaan politik untuk menghindari terjadinya korupsi.
"Saya akan menyoroti politik kita. (Tujuannya) Agar politik berintegritas, murah, kemudian insentif kepada pejabat politik bagus. Dan yang terakhir adalah bahwa negara harus hadir dalam bidang politik melalui pendanaan yang mencukupi," jelas Giri.
Panitia seleksi calon pimpinan KPK membuka pendaftaran mulai 17 Juni sampai 4 Juli 2019. Sebanyak 234 orang telah mendaftar seleksi calon pimpinan KPK (capim KPK) periode 2019-2023. Hari ini merupakan hari terakhir pendaftaran sebagai calon pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
Baca juga: Jumlah Pendaftar Capim KPK, Masih Kalah Banyak Dibanding 2015
"Ada kemungkinan akan bertambah pada hari ini," kata anggota Pansel KPK Hendardi dihubungi, Kamis, 4 Juli 2019. Giri merupakan salah satu dari sejumlah anggota KPK yang mendaftar sebagai calon pimpinan lembaga itu.
ANTARA