TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menampik tudingan yang menyebut Komando Tugas Bersama atau Kogasma gagal dan tidak bermanfaat. Menurut Hinca lolosnya Demokrat dari ambang batas parlemen di Pemilu 2019, adalah berkat Kogasma yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
Baca juga: Deklarator Pendiri Demokrat Bantah Tak Punya Hak Suara
“Dia bekerja bersama seluruh kader hingga akhirnya sampai angka 7,7 persen yang semula diprediksi survei 3-4 persen. Padahal parlemen threshold tinggi 4 persen. Karena itu kami anggap ini sesuatu yang sangat serius,” kata Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 4 Juli 2019.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat menyampaikan pernyataan sikap agar partai menggelar kongres luar biasa selambat-lambatnya September mendatang. Dimotori Hengki Luntungan, Sahat Saragih, dan Subur Sembiring, mereka menyoroti turunnya perolehan suara partai di pemilihan legislatif 2019.
Mereka menilai penurunan suara ini membuktikan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY gagal memimpin partai. Menurut Sahat cs, suara partai di bawah kepemimpinan SBY terus anjlok sejak pileg 2014 hingga pileg 2019. Sahat pun menyinggung pembentukan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat yang dipimpin putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono. Menurut dia, badan yang dibentuk untuk pemenangan Pemilu 2019 itu gagal dan tak bermanfaat.
Pernyataan itu dibantah Hinca. Menurut dia, sejak SBY menemani mendiang Ani Yudhoyono yang dirawat di Singapura, AHY dan Kogasma banyak berperan dalam mendongkrak suara partai. Mantan pelaksana tugas Ketua Umum PSSI tersebut mengatakan, lolosnya Demokrat berkat kerja keras AHY dan seluruh kader.
Hinca pun mengatakan tudingan mereka tidak benar dan tak berdasar. Terutama, kata dia, persoalan Kogasma. Lembaga ini menurut dia dibentuk Februari 2018 dan AHY, ditunjuk sebagai komandannya, karena dia memang sudah menjadi kader partai.
Tujuannya untuk mendongkrak posisi Demokrat yang saat itu menurut Hinca sedang kesulitan menghadapi sistem pemilihan presiden dan pemilihan legislatif yang berbarengan. Karena Demokrat tak memiliki calon presiden dan wakil presiden, maka DPP Demokrat memutuskan membentuk Kogasma untuk berkampanye.
Baca juga: Forum Pendiri Demokrat Nilai SBY Gagal, Ferdinand: Tak Tahu Diri
“Makanya kami bentuk namanya Kogasma itu bulan Februari, komando bersama pemenangan pemilu, untuk membuat energi menjadi kuat dan AHY waktu itu memang simbol partai yang baru selesai juga dari Pilkada DKI Jakarta,” ujarnya.
Terkait gaduh ini, Hinca mengatakan Demokrat akan melalukan penegakan hukum disiplin pada FKPD. Di dalam partai sendiri menurutnya sudah ada mekanisme yang mengatur.
“Karena kami di PD punya mekanisme. Ini soal internal, soal kami di dalam dan kami selesaikan,” tuturnya.