TEMPO.CO, Jakarta - Polisi sedang mencari lokasi perkebunan sawit yang diduga dimanfaatkan pimpinan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), Para Wijayanto dan anak buahnya membiayai kegiatan mereka. Usaha perkebunan kelapa sawit itu berada di Sumatera dan Kalimantan.
“Mereka berhasil membangun kekuatan ekonomi untuk operasional sehari-hari termasuk gaji pejabat struktural,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan pada Senin, 1 Juli 2019. Dari usaha kebun sawit itu, Para mampu membayar anggotanya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan.
Baca juga: Polisi: Pentolan Jamaah Islamiyah Para Wijayanto Ahli Intelijen
Berkat usaha perkebunan itu pula Para kerap memberangkatkan orang hasil perekrutan ke Syria untuk pelatihan militer. Namun, belum diketahui berapa jumlah orang yang direkrut dan diberangkatkan itu.
Para, kata Dedi, dibekuk pada 28 Juni 2019 di Hotel Adaya Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Bekasi. Selain Para, polisi juga meringkus istri Para yakni Masitha Yasmin dan tangan kanannya Bambang Suyoso. Ketiganya ditangkap berbarengan.
Baca juga: Teroris Jamaah Islamiah Para Wijayanto Punya 4 ...
“Bambang berperan sebagai penghubung amir dan orang yang direkrut, termasuk orang-orang yang dikirimkan ke Suriah.” Sehari-hari Bambang juga bekerja sebagai sopir pentolan Jamaah Islamiyah itu.