TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi memberikan sebuah sepeda untuk pihak yang bisa mengungkap kasus Novel Baswedan. Sepeda itu, diserahkan kepada Wadah Pegawai KPK pada Ahad, 2 Juni 2019. “Sepeda terbaik yang pernah aku punya, aku serahkan untuk mengungkap kejujuran, kebenaran dan keadilan,” kata Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo meniru ucapan Saut Situmorang saat pemberian sepeda dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Juni 2019.
Sepeda yang diberikan Saut adalah sepeda gunung lengkap dengan helmnya. Yudi menuturkan dengan sumbangan itu, berarti ada tiga sepeda yang akan diberikan untuk pihak yang bisa menyebutkan siapa pelaku penyerangan Novel.
Baca juga: Tuntutan Demo Tandingan 2 Tahun Novel Baswedan Dianggap Tak Jelas
Dua sepeda lainnya berasal dari WP KPK. Sepeda itu berwarna merah bertipe sepeda BMX. Sementara sepeda satu lagi berasal dari PP Muhammadiyah bertipe sepeda ontel kecil lengkap dengan keranjang.
Sayembara berhadiah sepeda dimulai oleh WP KPK pada peringatan 16 bulan kasus Novel Baswedan pada 27 Juli 2018. Novel diserang dua orang tak dikenal dengan air keras di dekat rumahnya pada 11 April 2017. Siraman air keras itu membuat mata Novel rusak bahkan hampir buta.
Baca juga: Peringatan 2 Tahun Novel Baswedan, Berikut Rentetan Teror ke KPK
Sayembara berhadiah sepeda yang dibuat WP KPK seakan menyindir kebiasaan bagi-bagi sepeda Presiden Joko Widodo dalam setiap kunjungan kerjanya ke daerah. Jokowi kerap memberikan hadiah sepeda untuk warga dalam tebak-tebakan. Misalnya, warga disuruh menyebutkan 10 nama ikan khas Indonesia. Jokowi menghentikan kebiasaannya memberikan sepeda itu pada akhir 2018.
Meski Jokowi sudah menghentikan ritual itu, WP KPK tetap melanjutkan sayembara berhadiah sepeda untuk kasus Novel Baswedan. Tiga sepeda itu terpajang di depan lobi gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Di belakang sepeda itu, ada layar televisi yang menunjukan berapa hari kasus Novel tak kunjung terungkap. Di lokasi yang berdekatan terpajang poster sayembara berisi pertanyaan. WP KPK tidak banyak meminta orang untuk menyebutkan 10 hal, tapi hanya 1 hal, yaitu siapa penyerang Novel? Pertanyaan yang sampai 800 hari setelah serangan tidak kunjung terjawab.