TEMPO.CO, Jakarta - Sudah dua tahun mata kiri penyidik utama Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tak dapat melihat dengan sempurna. Hari ini, tepat dua tahun lalu, wajah Novel disiram air keras selepas salat subuh di masjid dekat rumahnya.
Baca: Novel Baswedan: Copot Kapolri Jika Tak Bisa Ungkap Kasus Saya
Identitas pelaku penyiraman masih gelap. Koalisi masyarakat sipil yang banyak bersuara melawan korupsi tak berhenti menyindir polisi dan pemerintah yang gagal menangkap pelaku teror. Peneliti Indonesia Corruption Watch, Wana Alamsyah, mengatakan kegagalan polisi mengungkap pelaku ini menjadi bukti teror yang tak berhenti terhadap Novel dan KPK.
“Kejadiannya mungkin hanya sekali dua tahun lalu. Tapi pegawai KPK masih bekerja dalam teror karena pelaku masih bebas,” kata Wana, Rabu, 10 April 2019.
Baca: Panggung Rakyat untuk Peringati 2 Tahun Teror Novel Baswedan
Teror terhadap penggawal antikorupsi ini tidak hanya terjadi sekali. Rangkaian teror silih berganti menimpa pegawai, penyidik, dan pimpinan KPK. Berikut ini rentetan teror dan intimidasi terhadap mereka.
Ancaman Pembunuhan
Direktur Penyidikan KPK, Komisaris Besar Endang Tarsa, diduga diintimidasi oleh dua perwira polisi di McDonald's Ciledug Raya, Jakarta Selatan, 8 Februari 2015. Endang diminta menjadi saksi meringankan dalam sidang pra-peradilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan, saat itu Wakil Kepala Polri, yang menggugat penetapan tersangka dirinya dalam kasus dugaan rekening gendut. Berselang beberapa hari, Endang menerima telepon ancaman pembunuhan.
Penyiraman Air Keras
Ban mobil penyidik KPK, Afief Yulian Miftah, ditusuk pada 29 Juni 2015. Malam harinya, mobil Afief—yang waktu itu menangani perkara rekening gendut Budi Gunawan—disiram air keras. Mobil itu terparkir di rumahnya, di Cikunir, Bekasi.
Teror terhadap Fasilitas KPK
Fasilitas KPK, yaitu safety house atau rumah aman untuk menyembunyikan saksi, digerebek dan dimasuki secara paksa oleh polisi, pertengahan 2015. Semua mobil di sana digeledah dan disoal karena pelat nomornya diduga tak sesuai dengan di buku pemilik kendaraan bermotor.
Penangkapan Pegawai
Anggota tim surveillance KPK, Darman, Bagoes Purnomo, dan Waldi Gagantika, yang sedang memantau untuk kegiatan operasi tangkap tangan di sekitar wilayah Kepolisian Resor Jakarta Utara, diamankan polisi pada 22 Februari 2016. Walau sudah menunjukkan identitas KPK, mereka dituding mengkonsumsi narkoba.
Perampasan Perlengkapan Penyidik
Laptop milik penyidik KPK, Surya Tarmiani, dirampas orang tak dikenal di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, 4 April 2017. Dalam laptopnya diduga tersimpan data soal buku catatan keuangan Basuki Hariman, pengusaha impor daging, yang dikenal sebagai “buku merah”. Dalam buku ini tertulis beberapa nama yang diduga menerima uang dari Basuki, di antaranya nama perwira tinggi polisi.
Percobaan Pembunuhan
Penyidik KPK, Novel Baswedan, mengalami percobaan pembunuhan dengan disiram air keras di sekitar rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017. Air keras itu mengenai kedua matanya.
Penangkapan dan Penculikan
Dua anggota tim surveillance KPK, yang sedang mengikuti calon tersangka setelah melakukan transaksi suap, disergap dan diancam, awal 2018. Keduanya juga diintimidasi dan dibawa ke salah satu markas institusi penegak hukum.
Teror Bom
Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M. Syarief dilempar bom molotov pada 9 Januari lalu.
Penganiayaan Pegawai
Anggota tim surveillance KPK, M. Gilang Wicaksono dan Ahmad Fajar, dianiaya saat memantau informasi dugaan akan adanya penyuapan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, 2 Februari lalu.
NASKAH: RUSMAN PARAQBUEQ
SUMBER: PDAT | DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER