TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah bersiap siaga menghadapi aksi massa pro-Prabowo pada Aksi 22 Mei mendatang. Selain menyiapkan sejumlah langkah-langkah untuk menjaga keamanan, komunikasi politik pun dilakukan.
Baca: Moeldoko: Ada Potensi Kelompok Terlatih Membonceng Aksi 22 Mei
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, saat ini yang menjadi prioritas adalah membangun komunikasi dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, untuk menghindari potensi konflik pada hari tersebut.
"Kami percaya bahwa beliau itu patriot sejati yang akan bersikap layaknya kesatria. Yang mengkhawatirkan itu kalau ada kelompok lain yang bergerak tanpa setahu Pak Prabowo. Kami tidak ingin ada korban," ujar Moeldoko seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 20-26 Mei 2019.
Kelompok lain yang dimaksud Moeldoko adalah kelompok yang terlatih yang ditengarai akan membonceng aksi menolak hasil penetapan pemilu itu. Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia itu menyebut, pemerintah tengah mencoba menggagalkan upaya kelompok tersebut.
Baca: Polisi Sebut Teroris Bogor akan Ledakkan Bom di KPU pada 22 Mei
Pemerintah, ujar Moeldoko, tidak ingin tragedi Trisakti berulang. Peristiwa itu adalah penembakan terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa pada 12 Mei 1998 menentang pemerintahan Soeharto, yang berujung pada tewasnya empat mahasiswa, selain ratusan yang luka-luka. "Kalau itu yang terjadi, ongkos demokrasi kita terlalu mahal," ujar Moeldoko.
Seperti diketahui, kelompok pendukung Prabowo berencana menggelar aksi pada 22 Mei 2019 di depan kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta. Agenda mereka adalah menolak hasil pemilu yang dituding diwarnai kecurangan.