TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshidiqie mengaku diundang oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK malam ini. Jimly mengatakan, JK juga mengundang sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi keagamaan lainnya dalam pertemuan terbatas nanti.
Baca juga: Ikatan Cendekiawan Muslim Minta Beda Pendapat Tak Dipidanakan
Adapun bahasan pertemuan nanti, kata Jimly, ialah untuk membahas situasi terkini pascapemungutan suara pemilihan presiden 2019. Dia berujar, pertemuan akan membicarakan bagaimana kembali merukunkan masyarakat seusai pilpres.
"Nanti malam secara khusus Bapak Wapres akan menyelenggarakan pertemuan terbatas dengan beberapa tokoh, yang tentu maksudnya untuk merespons perkembangan keadaan sekarang supaya bisa membantu merukunkan warga bangsa kita sesudah pilpres," kata Jimly di kantor ICMI, Jakarta Selatan, Senin, 22 April 2019.
Jimly menuturkan, beberapa yang akan hadir di antaranya tokoh-tokoh masyarakat dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pengurus Pusat Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Persatuan Islam, Dewan Dakwah, ICMI, dan lainnya. Dia berujar, para tokoh itu akan menyampaikan rekomendasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan tensi politik dan mencegah situasi politik kian tegang.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga menyinggung soal adanya wacana people power dari salah satu kubu di pemilihan presiden 2019. Narasi ini digaungkan oleh kubu pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jimly mewanti-wanti agar segala sengketa hasil pemilu diselesaikan di Mahkamah Konstitusi.
"Semuanya nanti harus diarahkan pada proses mekanisme kelembagaan yang sudah tersedia, jangan dibawa ke ranah politk massa atau people power, jangan ke situ. Maka kita dorong supaya gunakan mekanisme yang tersedia," kata Jimly.
Jimly pun menilai langkah JK merangkul para tokoh masyarakat dan keagamaan itu baik. Dia beranggapan tensi politik saat ini perlu segera diturunkan, apalagi kedua kubu calon presiden sudah saling mengklaim kemenangan.
Jimly menduga tingginya tensi itu berasal dari adanya hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei. Meski begitu, Jimly mengingatkan bahwa hitung cepat adalah produk ilmiah yang tak bisa dinafikan.
Baca juga: Ketua ICMI Jimly Asshiddiqie Anggap Reuni Akbar 212 Tak Produktif
"Jangan kita antiilmiah. Tapi dia (quick count) tidak memutuskan, yang memutuskan adalah nanti mekanisme resmi KPU dan MK," kata Jimly.
Jimly Asshidiqie mengimbuhkan, masyarakat sebaiknya juga kembali ke aktivitas masing-masing dan tidak larut dalam tensi politik yang tinggi ini. "Kembalilah ke urusan masing-masing. Jangan lagi di medsos tegang," ucapnya.