TEMPO.CO, Jakarta - Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardhani mempersilakan orang yang berkeinginan golput karena menonton film Sexy Killers. "Kalau ada yang ingin golput gara-gara melihat Sexy Killers film soal tambang itu, undang-undang juga melindungi tentang hak itu," kata Jaleswari di Kantin Pojok Istana, Jakarta, Selasa, 16 April 2019.
Baca juga: Film Sexy Killers Dianggap Kampanye Golput, Begini Kata Dosen UNS
Baca Juga:
Jaleswari mengatakan, undang-undang turut melindungi masyarakat yang mau menggunakan hak pilih maupun yang golput. Asalkan, kata dia, seseorang tidak memobilisasi berdasarkan kekerasan dan politik uang. "Itu yang dilarang."
Adapun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo selalu menganjurkan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Sebab, pemilu diselenggarakan dengan biaya yang tinggi.
"Ini pendidikan politik yang perlu juga diberikan masyarakat kita agar masyarakat kita semakin hari semakin melek demokrasinya semakin baik," kata Moeldoko.
Film dokumenter panjang berjudul Sexy Killers karya rumah produksi WatchDoc yang dirilis menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 menuai reaksi beragam di kalangan warganet. Salah satunya karena film ini dianggap sebagai kampanye golput.
Baca juga: Mahfud MD Ajak Kaum Milenial untuk Tidak Golput
Banyak komentar positif terhadap film yang mengungkap sisi kelam di balik bisnis tambang batu bara dan PLTU di Indonesia itu. Namun, film berdurasi hampir 1,5 jam yang menyebut sejumlah nama, termasuk calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, itu juga tidak sedikit menuai tanggapan bernada negatif.