Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Sexy Killers Dianggap Kampanye Golput, Begini Kata Dosen UNS

image-gnews
Ilustrasi Film (pixabay.com)
Ilustrasi Film (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film dokumenter panjang berjudul Sexy Killers karya rumah produksi WatchDoc yang dirilis menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 menuai reaksi beragam di kalangan warganet. Salah satunya karena film ini dianggap sebagai kampanye golput.

Baca juga: Mahfud MD Ajak Kaum Milenial untuk Tidak Golput

Banyak komentar positif terhadap film yang mengungkap sisi kelam di balik bisnis tambang batu bara dan PLTU di Indonesia itu. Namun, film berdurasi hampir 1,5 jam yang menyebut sejumlah nama, termasuk calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, itu juga tidak sedikit menuai tanggapan bernada negatif.

Menurut dosen program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Akhmad Ramdhon, film yang dirilis di channel Youtube Watchdoc Image pada 13 April lalu dan telah ditonton sebanyak lima juta kali itu tidak patut dinilai dengan sudut pandang sempit, seperti menganggap film itu sebagai upaya untuk mengkampanyekan gerakan golput.

"Itulah dampak dari politik kita yang terpolarisasi, ketika orang mengkritik A dia otomatis dicap B. Ketika orang itu tidak A dan B, dia disebut C. Ini problem besar dalam demokrasi kita sekarang," kata Ramdhon saat ditemui Tempo di sela acara sosialisasi bertajuk Pemilih Pemula Cerdas Bermedia Sosial di kampus UNS pada Selasa, 16 April 2019.

Ramdhon mengatakan, film Sexy Killers termasuk dalam rangkaian film panjang dari Watchdoc yang mengangkat isu-isu besar yang jarang terungkap di media. "Kenapa perdebatan demokrasi kita, kalau boleh dibilang, mereduksi beberapa isu penting seperti isu penggusuran, kelapa sawit, relokasi, isu minyak dan gas alam. Padahal isu-isu itu yang musti jadi diskursus. Publik punya hak atas itu," kata Ramdhon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Ramdhon berujar, selama ini publik lebih banyak dijejali informasi yang relatif remeh seperti perdebatan tentang baju, seragam, hingga motor Harley Davidson atau kuda yang ditunggangi para calon presiden. "Inilah tantangan ke depan, termasuk bagi para pemilih pemula. Demokrasi tidak sebatas menggunakan hak suara, tapi juga bagaimana mengawal proses politik yang demokratis, memastikan kerja-kerja penguasa itu untuk kepentingan publik," ujar Ramdhon.

Baca juga: JK: Golput Tidak Kecewa pada Petahana, tapi Sedang Bingung

Pernyataan Ramdhon tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan pertanyaan salah seorang mahasiswa yang mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan Relawan Demokrasi Basis Warganet itu. Dalam sesi diskusi, seorang mahasiswa Sosiologi UNS menanyakan ihwal maraknya kampanye golput di media sosial.

"Kita memilih musti ada alasan, punya argumen. Mereka yang golput juga punya argumen, seperti soal sistem demokrasi kita masih kacau. Tapi apakah mereka (yang golput) membuat komparasi yang fair dengan pemilu pada 1973 atau pemilu selama Orde Baru? Golput sekarang bagi saya itu sebagai sentimen, berbeda dengan golput yang dicanangkan sosiolog Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Arief Budiman pada 1995," kata Ramdhon.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years Siap Tayang di 4 Negara

21 hari lalu

Film dokumenter Rossa. Foto: Instagram.
Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years Siap Tayang di 4 Negara

Rossa menyuguhkan film dokumenter yang berisi perjalanan dan cerita hidupnya selama 25 tahun berkarier berjudul All Access to Rossa 25 Shining Years.


Rossa Akan Ungkap Kisah Pribadi bersama Anak dan Mantan Suami Lewat Film Dokumenter

21 hari lalu

Penyanyi Rossa, saat menghadiri konferensi pers perilisan poster dan trailer resmi film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 3 Juli 2024. TEMPO/Adinda Jasmine.
Rossa Akan Ungkap Kisah Pribadi bersama Anak dan Mantan Suami Lewat Film Dokumenter

Film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years mengisahkan perjalanan 25 tahun karier Rossa serta cerita pribadi dengan anak dan mantan suami.


Ariel NOAH Bakal Nyanyi di Soundtrack Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

22 hari lalu

Film dokumenter Rossa. Foto: Instagram.
Ariel NOAH Bakal Nyanyi di Soundtrack Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

Rossa dan Ariel NOAH berkolaborasi untuk merilis ulang lagu 'Nada-Nada Cinta sebagai 'soundtrack film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years.


Sandiaga Dukung Peluncuran Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

23 hari lalu

Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno dalam video sambutannya untuk film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years, yang ditayangkan di di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 3 Juli 2024. TEMPO/Adinda Jasmine.
Sandiaga Dukung Peluncuran Film Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

Sandiaga Uno memberikan dukungannya terhadap film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years, yang mengungkap perjalanan karier Rossa.


Rossa akan Ungkap Kisah di Balik Panggung Lewat Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

23 hari lalu

Penyanyi Rossa, saat menghadiri konferensi pers perilisan poster dan trailer resmi film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 3 Juli 2024. TEMPO/Adinda Jasmine.
Rossa akan Ungkap Kisah di Balik Panggung Lewat Dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years

Rossa akan merilis film dokumenter berjudul All Access to Rossa 25 Shining Years yang mengisahkan 25 tahun perjalanan kariernya.


Film Dokumenter I Am: Celine Dion Merekam Perjuangan Sang Diva Hadapi Penyakit Stiff Person Syndrome

25 hari lalu

Film dokumenter I Am: Celine Dion. (dok. Prime Video)
Film Dokumenter I Am: Celine Dion Merekam Perjuangan Sang Diva Hadapi Penyakit Stiff Person Syndrome

Idap penyakit langka stiff person syndrome, penyanyi Celine Dion ceritakan perjuangannya melalui film dokumenter berjudul I Am: Celine Dion.


All Access to Rossa 25 Shining Years, 5 Hal tentang Film Dokumenter Ini

30 hari lalu

Rossa. Foto: Instagram.
All Access to Rossa 25 Shining Years, 5 Hal tentang Film Dokumenter Ini

Penyanyi Rossa akan merilis film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years


Rossa Berbagi Kisah dan Luka di Film Dokumenternya: All Access to Rossa 25 Shining Years

30 hari lalu

Film dokumenter Rossa. Foto: Instagram.
Rossa Berbagi Kisah dan Luka di Film Dokumenternya: All Access to Rossa 25 Shining Years

Rossa akan merilis film dokumenter untuk merayakan 25 tahun perjalanan kariernya yang berjudul All Access to Rossa 25 Shining Years.


Film Dokumenter Elton John: Never Too Late akan Tayang di Festival Film Toronto 2024

31 hari lalu

Elton John berpose dalam sesi pemotretan film
Film Dokumenter Elton John: Never Too Late akan Tayang di Festival Film Toronto 2024

Film dokumenter Elton John mengenai tur perpisahan sang musisi, Farewell Yellow Brick Road


Joe Alwyn Buka Suara Usai Kandas dengan Taylor Swift, Minta Pahami Kesulitannya

36 hari lalu

Joe Alwyn dan Taylor Swift. Foto: Instagram/@joe.alwyn @taylorswift
Joe Alwyn Buka Suara Usai Kandas dengan Taylor Swift, Minta Pahami Kesulitannya

Joe Alwyn memberikan tanggapannya usai putus dari Taylor Swift setelah enam tahun bersama.