TEMPO.CO, Jayapura - Siswa SMA yang menjadi korban banjir di Kabupaten Jayapura, Papua, tetap mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK. Karena perlengkapan sekolah mereka hanyut, termasuk pakaian, terpaksa mengikuti ujian dengan memakai seragam pinjaman.
Baca: 1.170 Server Disiapkan Untuk UNBK SMA di DKI
Baca Juga:
Kepala SMA Negeri 1 Sentani Agnes Mambieuw kepada Antara pada Selasa, 2 April 2019, mengatakan beberapa siswanya memang menjadi korban banjir bandang beberapa waktu lalu. Akibat banjir itu, peralatan dan seragam sekolahnya hilang.
"Walaupun terkena bencana, mereka tetap hadir dan mengikuti UNBK yang berlangsung sejak Senin, 1 April," kata Agnes. Berdasarkan catatan sekolah, siswa SMA Negeri 1 Sentani yang menjadi korban banjir meliputi kelas X, kelas XI dan kelas XII.
Seragam pinjaman itu, kata Agnes, diperoleh dari adik-adik kelasnya. Sebagian yang lain mendapat bantuan seragam dari sekolah. "Sehingga mereka tetap mengikuti UNBK dengan menggunakan seragam sekolah".
“Sejauh ini tidak ada masalah, mereka (siswa korban banjir) tetap mengikuti UNBK beserta rekan-rekannya,” kata Agnes Mambieuw seraya menambahkan bahwa UNBK SMA Negeri 1 Sentani diikuti 350 pelajar yang dibagi dalam tiga sesi.
Banjir bandang yang menyebabkan 105 orang meninggal dan 74 dilaporkan hilang, selain mengakibatkan korban jiwa juga harta benda penduduk. Penyebab banjir adalah hujan deras dan meluapnya air Danau Sentani.
Pelaksanaan UNBK SMA sederajat berlangsung serentak sejak Senin, 1 April 2019. Dari Sorong, Papua Barat, dilaporkan SMA Yayasan Pendidikan Kristen Marten Luther Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, untuk pertama kalinya melaksanakan UNBK.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sorong Selatan, Dance Yulian Flassy, mengatakan sejumlah SMA sudah biasaya mengikuti UNBK. Namun SMA Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Marthen Luther Teminabuan baru melaksanakannya tahun ini.
Kendati baru pertama kali, kata Marthen, para siswa terlihat tidak gugup dengan peralatan komputer. "Mereka sudah dilatih oleh pihak sekolah dengan melakukan simulasi, sehingga mereka terbiasa," kata Marthen.
Kepala SMA YPK Marten Luther Teminabuan, Malkatur Duwit, menyatakan berterimah kasih kepada Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan yang telah membantu fasilitas komputer dan jaringan Internet sehingga sekolahannya dapat menyelenggarakan UNBK. "Sekolah kami baru memiliki 30 unit komputer, masih kurang serta perlu penambahan jaringan Internet".