TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) menangkap terduga penyandang dana ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah di Indonesia, Harry Kuncoro, di Bandara Soekarno-Hatta pada 3 Januari 2019. Ia dicokok ketika hendak pergi ke Suriah.
Baca: Harry Kuncoro Tambah Daftar Teroris WNI Berafiliasi ke ISIS
Harry merupakan mantan narapidana dalam kasus terorisme. Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonis adik ipar Dulmatin--terpidana bom bali 2002--ini enam tahun penjara pada Maret 2012. Majelis Hakim memvonis pria yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, ini telah melanggar Pasal 15 juncto Pasal 9 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme. Ia dianggap terlibat dalam sejumlah teror yang dilakukan oleh Umar Patek dan Dulmatin
Harry menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan sejak 2012 dan bebas pada 2016. Selama menjalani hukumannya, Harry menempati Blok D dan berada satu kamar dengan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir. Baasyir dipenjara di Nusakambangan sebelum dipindahkan ke LP Gunung Sindur pada 2016.
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Jumat 18 Januari 2019. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan Harry berperan sebagai tahanan pendamping Baasyir. Harry bertugas menyiapkan keperluan Baasyir yang sudah tua.
Dedi juga mengatakan Harry mendampingi Baasyir di penjara karena keduanya sudah kenal lama. Dia mengatakan Harry merupakan salah satu murid Baasyir. "Ya mendampingi karena sudah kenal lama, HK termasuk salah satu muridnya ABB," kata Dedi, Selasa, 12 Februari 2019.
Dedi mengatakan Harry memiliki peran penting dalam lingkaran ISIS di Indonesia. Selain sebagai penyandang dana, Harry juga memiliki jaringan yang kuat ke luar negeri.
Harry dianggap menguasai wilayah Indonesia dan Asia karena pernah belajar di Arab Saudi dan Afghanistan. Bahkan hubungannya dengan pihak Suriah sudah sangat intens.
Baca: Harry Kuncoro, Donatur ISIS, Pernah Bantu Umar Patek Kabur
Salah satu peran Harry Kuncoro adalah membantu Umar Patek kabur. Harry mencarikan calo yang mampu mengurus paspor asli tapi palsu untuk Umar Patek, terpidana bom malam natal pada 2000. Harry ditangkap pada 2011 dan bebas pada Maret 2016.