TEMPO.CO, Jakarta - Pos pengamatan gunung berapi Dukono, Halmahera Utara, melarang masyarakat dan wisatawan beraktivitas mendaki ke Kawah Malupang Warirang hingga radius 2 kilometer. Hal ini dilakukan karena aktivitas gunung Dukono terpantau meningkat dalam satu pekan terakhir.
Menurut Purwadi Sucipto, Petugas Pos Pengamatan Gunung berapi Dukono, berdasarkan hasil pantauan dalam sepekan aktivitas gunung Dukono selalu mengeluarkan asap putih tebal setinggi 200-400 meter. Bahkan teramati sudah terjadi tiga kali letusan dengan amplitudo 8-10 milimeter durasi : 27.31-34.63 detik,
Selain itu juga terjadi dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15-34 milimeter dan gempa tremor Menerus (Microtremor) dengan amplitudo 0.5-5 milimiter atau dominan 2 milimeter.
“Untuk pagi ini cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat. Suhu udara tercatat 25-31 deerajad celcius dengan kelembaban udara mencapai 83-91 persen. Statusnya masih level II Waspada,” kata Purwadi kepada Tempo Selasa 5 Februari 2019.
Menurut Purwadi, mengingat letusan dengan abu vulkanik terjadi secara periodik dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin maka masyarakat di sekitar Gunung Dukono diimbau menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut. Hal ini harus dilakukan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Muhlis Tapi-Tapi, Wakil Bupati Halmahera Utara mengatakan, untuk mengantisipasi secara dini dampak letusan gunung Dukono, pemerintah daerah telah menyiapkan langkah antisipasi, seperti penyiapan lokasi pengungsian dan kebutuhan panganan serta masker. Selain petugas juga bersiaga di jalur pendakian.
“Setiap saat kami selalu terus berkordinasi dengan pos pengamatan gunung berapi Dukono. Prinsipnya, pemerintah telah menyiapkan langkah kewaspadaan dini,” kata Muhlis.
Gunung Dukono merupakan satu di antara tiga gunung api yang ada di daratan Pulau Halmahera. Setidaknya ada 23 ribu penduduk di empat kecamatan yang hidup di lereng Gunung Dukono. Pada November 2016, aktivitas erupsi Dukono sempat menyebabkan Bandar Udara Gamarmalamo Galela ditutup.
BUDHY NURGIANTO (Ternate)