TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tiba-tiba terisak ketika mengingat nasib Presiden RI pertama Soekarno, sang ayah yang juga proklamator RI, di masa orde baru.
Baca juga: Megawati: Kasihan Prabowo, Kenapa Orang di Lingkungannya Begitu?
Saat itu, terjadi desoekarnoisasi, suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Orde Baru di bawah Kepemimpinan Soeharto untuk memperkecil peranan dan kehadiran Soekarno dalam sejarah dan dari ingatan bangsa Indonesia, juga untuk menghilangkan pengkultusan dirinya.
Padahal, ujar Megawati, Soekarno adalah sosok luar biasa yang mampu mempersatukan seluruh wilayah dan orang Indonesia yang berbeda-beda. "Memangnya mudah orang berpidato mempersatukan di tengah penjajahan begitu?" kata Megawati dalam acara Megawati Bercerita di kantor DPP PDIP, Jakarta pada Senin, 7 Januari 2019.
Saat itu, ujar Megawati, dirinya hanya berusaha menenangkan ayahnya. "Saya bilang ke bapak saya. Saya janji ke diri saya. Saya janji, one day, you will come back again," kata Megawati sambil terisak dan air matanya pun keluar.
Baca juga: Megawati: Pak Prabowo Baik, Anak Buahnya yang Suka Bully Saya
Dengan segala cerita tersebut, Megawati mengatakan selalu berpesan kepada para kadernya untuk tidak menghujat Soeharto. "Waktu ayah saya dijatuhkan dengan cara yang menurut saya tidak beretika, saya bilang jangan hujat Pak Harto," ujar Presiden RI ke-lima ini.