TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bercerita bahwa dirinya selalu berpesan kepada para kadernya untuk tidak menghujat mantan Presiden Soeharto.
Baca juga: Megawati: Saya Kesepian, Tak Banyak Perempuan Jadi Tokoh Politik
"Waktu ayah saya dijatuhkan dengan cara yang menurut saya tidak beretika, saya bilang jangan hujat Pak Harto," ujar Presiden RI ke-lima ini dalam acara Megawati Bercerita di kantor DPP PDIP, Jakarta pada Senin, 7 Januari 2019.
Menurut Megawati, fenomena politik ketika yang menang dipuja dan yang kalah dijatuhkan, bukanlah tradisi yang baik diteruskan. "Jangan tebar hoaks, jangan tebar kebencian," ujar Megawati.
Dalam sejarahnya, pada 1967, terjadi peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Puncaknya, 7 Maret 1967 MPRS bersidang untuk mencabut mandat Presiden Soekarno kemudian melantik Soeharto sebagai pejabat presiden.
Baca juga: Megawati Heran Kader PDIP Selalu Memilihnya Sebagai Ketua Umum
Setelah hengkang dari kekuasaan, Soekarno juga ditahan di Wisma Yasoo, Jl Gatot Soebroto, Jakarta. Rumah ini dulunya adalah kediaman salah satu istri Soekarno, Ratna Sari Dewi. Di tahanan itu, Soeharto melarang Soekarno menemui tamu. Dia diasingkan dari dunia luar.