Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Anak Krakatau Masih Erupsi, BNPB: Waspadai Tsunami Susulan

image-gnews
Gunung Anak Krakatau menyemburkan lava, yang terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Data Vulcano Activity Report (VAR) mencatat Gunung Anak Krakatau telah meletus 272 kali. ANTARA FOTO/Elshinta
Gunung Anak Krakatau menyemburkan lava, yang terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Data Vulcano Activity Report (VAR) mencatat Gunung Anak Krakatau telah meletus 272 kali. ANTARA FOTO/Elshinta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas Gunung Anak Krakatau terus erupsi dan statusnya masih sama yakni waspada level 2. Radius bahayanya adalah radius 2 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau.

Untuk mengantisipasi tsunami susulan, BNPB menetapkan rekomendasi jarak 500 meter sampai satu kilometer dari garis pantai tidak boleh ada aktivitas masyarakat. “Ini untuk mengantisipasi tsunami susulan," kata Sutopo saat konferensi pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2018.

Baca:Kota Serang Juga Terdampak Debu Vulkanik Gunung Anak Krakatau ...

Sutopo menjelaskan pemerintah berencana mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang diakibatkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan tsunami Selat Sunda terjadi karena longsor di bawah laut seluas 64 hektare.

Sutopo mengatakan Indonesia sebaiknya punya alat pendeteksi tsunami yang diakibatkan longsor bawah laut atau erupsi gunung api. Beberapa kali kejadian longsor bawah laut memicu tsunami. Seperti di Ende pada 1992, di Palu 2018, dan di Krakatau 2018. “Bencana-bencana itu dipicu longsor bawah laut yang membangkitkan tsunami."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Hujan Abu Gunung Anak Krakatau Dirasakan ...

Menurut dia, perlu jaringan seismograf, jaringan buoy yang lebih rapat karena pasti akan lebih rumit. "Semakin rapat sensor-sensornya hasilnya juga akan semakin bagus." Setelah Gunung Anak Krakatau erupsi dan memicu tsunami, Presiden Jokowi memerintahkan BMKG untuk segera memasang pendeteksi tsunami yang dipicu longsor bawah laut dan erupsi gunung. "Di Selat Sunda dulu, lalu di wilayah-wilayah Indonesia rawan gempa dan tsunami."

Sutopo menjelaskan dalam Indonesia Tsunami Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, buoy tsunami adalah salah satu bagian peringatan dini tsunami. Tanpa buoy, peringatan dini tsunami (EWS) tetap berjalan. Buoy tsunami berfungsi untuk meyakinkan bahwa tsunami terdeteksi di lautan sebelum menerjang pantai.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gunung Ibu Muntahkan Abu Erupsi Setinggi 2 Km, Ada Lontaran Lava Pijar

27 menit lalu

Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin 13 Mei 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas erupsi yang menghasilkan kolom abu setinggi lima kilometer dari puncak Gunung Ibu pada Rabu (13/5) pukul 09:12 WIT dengan intensitas tebal condong ke arah barat dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 5 menit 6 detik.  ANTARA FOTO/Andri Saputra
Gunung Ibu Muntahkan Abu Erupsi Setinggi 2 Km, Ada Lontaran Lava Pijar

Gunung Ibu erupsi lagi. Kolom abu vulkaniknya terlihat berwarna kelabu dan hitam, dengan ketinggian sekitar 2 Km ke langit.


Banjir Rusak Seribu Rumah di Nias Barat, BMKG Sumut Catat Curah Hujan Masih Tinggi

4 jam lalu

Salah satu rumah warga di Nias Barat, Sumatera Utara, yang direndam banjir, Minggu, 16 Juni 2024. Foto: BNPB
Banjir Rusak Seribu Rumah di Nias Barat, BMKG Sumut Catat Curah Hujan Masih Tinggi

Banjir dan longsor dipicu curah hujan tinggimengakibatkan debit air meningkat melebihi daya tampung sungai Moro'o, di Nias Barat, Sumatera Utara


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Samudra Hindia Selatan

7 jam lalu

Sejumlah kapal ditambat di Dermaga Muara Baru, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 2,5 meter - 4 meter pada Selasa (12/3) dan Rabu (13/3) di wilayah perairan Indonesia serta menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir agar selalu waspada. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Samudra Hindia Selatan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 18 - 19 Juni 2024.


Erupsi Gunung Lewotobi Pagi Ini Muntahkan Abu Setinggi 700 Meter, Warga Diimbau Gunakan Masker

10 jam lalu

Visual erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Minggu, 16 Juni 2024, dengan ketinggian 1.000 meter di atas puncak. ANTARA/HO-PVMBG
Erupsi Gunung Lewotobi Pagi Ini Muntahkan Abu Setinggi 700 Meter, Warga Diimbau Gunakan Masker

Erupsi Gunung Lewotobi terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 37 milimeter dan durasi 4 menit 7 detik.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Mendominasi kecuali di Jawa dan Nusa Tenggara, Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter

13 jam lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bibhukalyan
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Mendominasi kecuali di Jawa dan Nusa Tenggara, Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter

Gelombang ekuatorial Rossby dan gelombang Kelvin memicu terjadinya peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia.


Gempa Sesar Cugenang Kembali Getarkan Cianjur, Ini Data BMKG

22 jam lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Sesar Cugenang Kembali Getarkan Cianjur, Ini Data BMKG

Gempa tektonik bermagnitudo 3,4 mengguncang daerah Cianjur, Jawa Barat, Senin petang, 17 Juni 2024.


Di Laut 2 Hari Ini, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi, Ada yang Sampai 4 Meter

23 jam lalu

Sejumlah perahu disandarkan di Sungai Wiso, Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu 3 Februari 2024. Nelayan setempat mengatakan, sejak sepekan terakhir sebagian besar nelayan di wilayah itu memilih libur melaut akibat cuaca buruk dengan ombak mencapai 2,5 meter yang membahayakan keselamatan nelayan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Di Laut 2 Hari Ini, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi, Ada yang Sampai 4 Meter

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada awal pekan ini, 17-18 Juni 2024.


Gunung Marapi Meletus Lagi, Abu Tak Terlihat tapi Dentuman Getarkan Rumah-rumah

1 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Kamis 30 Mei 2024. FOTO/PVMBG
Gunung Marapi Meletus Lagi, Abu Tak Terlihat tapi Dentuman Getarkan Rumah-rumah

Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi lagi pada Minggu malam, 16 Juni 2024.


BMKG Pantau 2 Sirkulasi Siklonik di Sekitaran Papua, Waspada Hujan Lebat

1 hari lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Pantau 2 Sirkulasi Siklonik di Sekitaran Papua, Waspada Hujan Lebat

BMKG memantau seluruhnya ada tiga sirkulasi siklonik yang akan mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia pada hari ini, Senin 17 Juni 2024.


Apakah Jabodetabek Hujan Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG Lengkap Pagi - Malam

1 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Apakah Jabodetabek Hujan Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG Lengkap Pagi - Malam

Prediksi cuaca BMKG menyebut seluruh wilayah Jakarta akan cerah berawan pada Senin pagi, 17 Juni 2024, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.