TEMPO.CO, Banten - Sebuah rapor berlogo sekolah menengah pertama teronggok di tepi Hotel Selat Sunda Pantai Carita, Anyer, Pandeglang, Banten. Area tersebut termasuk kawasan terdampak tsunami Selat Sunda. Gelombang tsunami menghantam kawasan pantai-pantai di Banten pada Sabtu malam lalu, 22 Desember 2018.
Baca: Kisah Warga Jerman, Penghuni Terakhir di Vila Terdampak Tsunami
Buku evaluasi siswa ini ditemukan dalam keadaan basah, namun masih utuh. Tempo menemukannya saat menyusuri kawasan Anyer pada Selasa pagi, 25 Desember 2018.
Sampul rapor berwarna biru itu menampilkan identitas pemiliknya. Tertera nama Dede Ahmad Nuryasin dan sekolahnya, SMP Negeri 2 Labuan. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Labuan. Jaraknya sekitar 11 kilometer dari lokasi ditemukannya rapor.
Saat Tempo membuka rapor itu, air laut bercampur air hujan mengucur dari celah-celah plastik yang membungkus lembaran kertas. Adapun dokumen ini berjumlah belasan lembar. Lembar terakhir menampilkan evaluasi final siswa.
Baca: Cerita Penjaga Beach Club Lihat Gelombang Tsunami Banten 8 Meter
Nilai terakhir yang tertampil di dalam rapor itu dikeluarkan pada 17 Juni tahun 2017. Lembar evaluasi terakhir ditandatangani oleh Kepala Sekolah SMP 2 Labuan Moh. Syahri. Wali kelas siswa itu juga turut membubuhkan tanda tangannya.
Di hotel yang sama, ditemukan pula sebuah KTP atas nama Kartika Dwi, 24 tahun, warga Labuan. Selain itu, terdapat selembar foto yang menampilkan dua orang perempuan.
Kawasan Anyer menjadi titik lokasi yang paling terdampak tsunami. Tsunami Anyer yang terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018, diduga terjadi karena erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Baca: Menembus Kecamatan Sumur yang Diterjang Tsunami Selat Sunda
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tidak ada aktivitas gempa tektonik yang terpantau saat itu.
"Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ujar Sutopo, Ahad, 23 Desember lalu. Ia mengatakan Badan Geologi mendeteksi adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 21.03 WIB.