Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksklusif Puan Maharani: Meski Anak Megawati, Harus Kerja Keras

image-gnews
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani. TEMPO/Subekti.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani merasa tidak pernah menjadi anak emas di internal PDIP meski ia merupakan putri dari Megawati Soekarnoputri, sang ketua umum. “Saya juga harus bekerja keras di partai,” kata Puan kepada tim Tempo.co pada Senin, 26 November 2018 lalu.

Simak: Cerita Puan Maharani Tak Pernah Dibilang Putri Mahkota

Puan mengatakan dia pun harus tetap turun ke bawah untuk menyapa konstituen. Menurut dia, tanpa usah keras dan bertemu konstituen ia tidak akan pernah duduk sebagai anggota DPR. Puan mengatakan menjadi anak seorang Megawati dan cucu Soekarno merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Tetapi, kata Puan, ia pun tetap harus bekerja untuk meraih sesuatu. Berikut petikan wawancara dengan Puan:

Berdasarkan rilis kepada media capaian Kementerian PMK setiap tahunnya menunjukkan tren positif, namun kenapa Anda memutuskan maju sebagai calon legislatif?

Pertama, menteri adalah hak prerogratif presiden, saya kan enggak bisa berandai-andai apakah kemudian saya akan diberikan amanah di kementerian lagi atau enggak. Kedua, tidak ada hal yang kemudian tidak memperbolehkan menteri menjadi caleg. Ya sudah, selama saya tidak mengganggu kinerja sebagai menteri,

Megawati dalam pidatonya seperti memberi isyarat sudah lelah menjadi Ketua Umum, apakah Anda merasa sedang disiapkan ke arah sana?

Kami belum pernah berbicara soal ini. Saya sampai saat ini juga kan ketua PDIP, salah satu ketua. Namun saya juga ditugaskan sebagai Menteri. Jadi sejauh ini belum ada pembicaraan dan kami punya mekanisme sendiri di partai. Bahwa semua pergantian ketua umum sampai jajaran di pimpinan pusat biasanya kami lakukan setiap kongres. Nah,  kongresnya masih 2020.

Apakah sudah ada persiapan langkah untuk ke sana?

Kalau mau berbicara rekam jejak, saya sudah dari tahun 2007 menjadi pimpinan partai. Kemudian menjadi anggota legislatif. Bahkan sekarang saya di eksekutif. Jika berbicara soal rekam jejak, curiculum vitae atau CV saya yang paling mungkin.  

Apakah Anda pernah merasa diistimewakan di PDIP?

Enggak. Saya selalu diminta untuk ke lapangan, turun ke bawah, bertemu masyarakat untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan. Saya juga tetap mendengarkan apa yang rakyat mau.

Dulu di DPR ya saya bertemu konstituen yang merupakan struktur partai saya. Salah satu caranya dengan makan di warung, naik becak, naik motor, kongkow-kongkow di warung kopi dan sebagainya.

Sehingga jika ada yang bilang “Anak Bu Mega enak nih ya enggak usah ngapa-ngapain,” itu salah banget. Justru mungkin saya salah satu yang paling ngapa-ngapain kalau harus kerja. Dan saya meyakini itu, enggak mungkin seseorang bisa menjadi pemimpin dan tahu apa yang diinginkan rakyat kalau enggak turun ke bawah.

Jika ditanya capek tidak turun ke bawah, ya saya jawab capek banget, panas banget, keringetan banget. Jadi saya bisa datang sampai tujuh titik, pindah lagi pindah lagi. Para deputi ini sampai bilang, aduh ibu banyak banget satu hari bisa sampai berkali-kali.

Apakah Anda pernah merasa ada beban menjadi anak seorang Megawati dan cucu Soekarno?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Justru itu anugerah buat saya karena enggak semua orang bisa dilahirkan menjadi cucu Bung Karno atau anak dari Megawati. Bahwa saya kemudian punya tanggung jawab yang lebih, ya saya harus menjalani semua itu. Kalau mampu ya dilakukan, kalau enggak ya berusaha dilakukan.

Saya selalu melihat dulu Bung Karno pernah berkali-kali dibuang ke pengasingan dan tetap bertahan bahkan menjadi proklamator. Kemudian kalau saya melihat perjuangan ibu saya, karena saya anaknya saya melihat sendiri, saya selalu menguatkan diri saya, waduh kalau ibu dan kakek saya di zaman itu saja kuat masa saya enggak kuat.

Saya dulu pernah ikut juga waktu ibu saya baru mulai PDI, begitu ke mana-mana itu kami naik bus, mobil yang enggak ada AC, panas banget. Pindah-pindah ke sana kemari. Bahkan pernah juga naik perahu, karena saya anak kecil kan, anak perempuan sendiri, jadi kemana-mana ibu saya sering membawa saya karena enggak ada temennya di rumah. Itu capeknya minta ampun.

Kalau sekarang saya mengeluh karena kelelahan ibu saya selalu bilang, 'kamu sekarang sudah ada pesawat dulu mamah naik bus naik saja kuat, sekarang kenapa kamu enggak kuat'. Di situ saya, iya bener juga ya malu. Jadi saya harus kuat harus kuat.

Tanggapan Puan Maharani soal orang-orang yang ingin Orde Baru kembali

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hasto PDIP Sindir Balik Kubu Prabowo Soal Amicus Curiae Megawati

1 jam lalu

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) menunjukkan tulisan tangan Megawati dalam surat Amicus Curiae yang disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri di Gedung II Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (16/4/2024). ANTARA/Nadia Putri Rahmani
Hasto PDIP Sindir Balik Kubu Prabowo Soal Amicus Curiae Megawati

Hasto menyinggung bahwa justru Tim Hukum Prabowo-Gibran yang sempat meminta Megawati hadir dalam persidangan sengketa Pilpres sebagai saksi.


Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

2 jam lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.


Ketum Projo Budi Arie Sebut Prabowo Bisa Jembatani Jokowi dan Megawati

3 jam lalu

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto saat ditemui di kediaman Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis 11 April 2024. ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Ketum Projo Budi Arie Sebut Prabowo Bisa Jembatani Jokowi dan Megawati

Ketua Umum Projo Budi Arie mengatakan baik pertemuan Jokowi-Megawati maupun Prabowo-Megawati merupakan hal yang baik bagi persatuan.


Gibran Berharap Jokowi Bisa Bertemu Megawati, Hasto Singgung Kebohongan Sebelum Pilpres

5 jam lalu

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjawab kesiapan Megawati jadi saksi di MK saat ditemui media di Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Gibran Berharap Jokowi Bisa Bertemu Megawati, Hasto Singgung Kebohongan Sebelum Pilpres

Sekretaris Jenderal DIP Hasto Kristiyanto membalas pernyataan Gibran berharap masih ada peluang untuk mempertemukan Jokowi, dengan Ketua Umum PDIP Megawati


Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

5 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi usai acara buka bersama di Lapangan Anatakupa, Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

Gibran berharap masih ada peluang untuk pertemuan Jokowi dan Megawati. Sementara Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi meragukan pertemuan tersebut.


Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

6 jam lalu

Kuasa hukum pemohon capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat mengikuti sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan saksi dan ahli yang dihadirkan oleh termohon yakni KPU membawa satu ahli dan dua saksi fakta, sedangkan Bawaslu membawa satu ahli dan tujuh saksi. TEMPO/Subekti.
Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

Bambang Widjojanto tim hukum Anies-Muhaimin beri respons banjir amicus curiae ke MK dalam sidang sengketa Pilpres 2024.


Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

7 jam lalu

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjawab kesiapan Megawati jadi saksi di MK saat ditemui media di Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

Gibran mendorong pertemuan antara Mega dan Jokowi. Kata Gibran, "Silaturahmi kok dilarang." Hasto lantas respons begini.


Gibran soal Peluang Pertemuan Megawati dengan Jokowi: Tak Ada yang Tidak Mungkin

7 jam lalu

Cawapres Gibran Rakabuming Raka berharap masih ada peluang untuk pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Foto diambil di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran soal Peluang Pertemuan Megawati dengan Jokowi: Tak Ada yang Tidak Mungkin

Gibran Rakabuming berharap masih ada peluang untuk pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati dan Presiden Jokowi.


Wacana Pertemuan Jokowi - Megawati, Bahlil Singgung Hasto PDIP Tak Pernah jadi Presiden

7 jam lalu

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia saat ditemui usai melaksanakan Salat Idulfitri 1445 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. TEMPO/Adinda Jasmine
Wacana Pertemuan Jokowi - Megawati, Bahlil Singgung Hasto PDIP Tak Pernah jadi Presiden

Bahlil Lahadalia menilai Jokowi dan Megawati sebagai negarawan dan tidak perlu disebandingkan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.


Megawati Mohonkan Amicus Curiae, Pakar Hukum Sebut Kurang Relevan

8 jam lalu

Tangkapan layar - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat membuka
Megawati Mohonkan Amicus Curiae, Pakar Hukum Sebut Kurang Relevan

Pengamat hukum menilai tindakan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang memohonkan amicus curiae ke Mahkamah Konstitusi kurang relevan.