TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan khawatir setiap ucapannya ketika kampanye akan digoreng ke arah negatif. Kekhawatiran itu bermula dari pidatonya menyebut "tampang Boyolali" yang lantas kontroversial.
Baca: Prabowo akan Hadiahi Gigi Palsu untuk Pendukungnya
"Saya khawatir jangan-jangan tertawa juga nanti dilarang. Sekarang ini pakai istilah emak-emak nggak boleh, pakai istilah tampang dipersoalkan," kata Prabowo dalam rilis yang disiarkan tim medianya kepada wartawan pada Senin pagi, 26 November 2018.
Prabowo menyampaikan kekhawatiran ini saat berkampanye di gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad, 25 November 2018. Di hadapan para relawannya, Prabowo mengatakan para pendukungnya memiliki loyalitas tinggi. Ia menyebut mereka memiliki tampang perjuangan. Tampang-tampang itu, kata dia, mencerminkan semangat dan kesungguhan untuk perubahan bangsa.
Prabowo mengatakan memperoleh suntikan semangat dari atensi yang ditunjukkan para pendukung. Ia pun merasa senang dan bahagia. Sebab, pidato yang ia sampaikan sebelumnya seputar situasi bangsa, janji perbaikan kondisi kerakyatan, dan langkah untuk mencapai kemandirian ekonomi ditanggapi baik.
Ia lantas mengakhiri kampanye dengan kembali berseloroh soal honor pidato. "Saya berpidato di sini tidak ada honor. Saya bukan minta honor tapi senang melihat rakyat saya bahagia dan tertawa," kata dia.
Simak: Prabowo Disebut Hidup Mewah, Jubir BPN: Beliau Berkecukupan
Prabowo pun berjanji akan kembali ke Kalimantan Timur. Sebab, kata dia, Kalimantan Timur sangat penting bagi Indonesia. Sebelum benar-benar turun panggung, Prabowo memberi pesan tambahan agar pendukungnya tak terpengaruh dengan survei elektabilitas. Sebab, ia menduga lembaga-lembaga survei berpihak kepada kubu yang memiliki dana.