TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan narasi orde baru atau orba yang belakangan digaungkan Titiek Soeharto dan keluarga cendana adalah bagian dari rasa kerinduan akan swasembada pangan.
Simak: Berkarya Jual Narasi Orde Baru, Timses Jokowi: Asal Jangan KKN
Sandiaga membantah bahwa jika terpilih nanti, maka dirinya akan meniru sistem ekonomi di masa orde baru. "Bukan sistem ekonomi orde baru secara keseluruhan tapi spesifik pada swasembada pangan dan energi," kata Sandiaga Uno dalam sebuah acara diskusi ekonomi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 22 November 2018.
Sandiaga mengatakan, hal tersebut akan menjadi salah satu fokus program kerja Prabowo - Sandiaga. Swasembada pangan, ujar dia, akan bisa dilakukan dengan menggenjot sumber produksi dari sektor pertanian. Dan untuk energi, bisa dikembangkan dengan energi baru dan terbarukan. "Jika ini terjadi, bukan hanya ada energi terjangkau, tapi kita bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya," kata dia.
Sejak lolos verifikasi untuk bertarung di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, Partai Berkarya besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto memang menyatakan akan menjual romantisme masa lalu di orde baru untuk memenangkan Pemilu 2019. Merapatnya Titiek Soeharto dan keluarga Cendana lainnya ke partai itu semakin menguatkan narasi orba di Partai Berkarya.
Teranyar, Titiek Soeharto kembali menyuarakan banyak hal baik di era kepemimpinan ayahnya, Presiden RI Kedua Soeharto. Menurut dia, Indonesia akan kembali seperti masa Orde Baru jika pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang Pilpres 2019. "Sudah cukup. Sudah saatnya Indonesia kembali seperti waktu era kepemimpinan Bapak Soeharto yang sukses dengan swasembada pangan, mendapatkan penghargaan internasional dan dikenal dunia," kata Titiek.
Ekonom senior Faisal Basri mengatakan swasembada di zaman orde baru membuat Indonesia hampir runtuh. Hal tersebut Faisal sampaikan merespons perkataan orang yang belakang ini menyebut swasembada zaman itu hebat.
Faisal mencontohkan swasembada soal minyak pada zaman presiden ke dua itu. "Swasembada orde baru bikin runtuh negara. Indonesia swasembada minyak, tapi bikin negara hampir runtuh, karena utang Pertamina yang jatuh tempo lebih besar dari cadangan devisa kita," kata Faisal Basri di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.
Simak juga: Tim Prabowo Tak Pusingkan Respons Narasi Orba Titiek Soeharto
Faisal meminta masyarakat tidak keliru memahami masa orde baru. "Jangan mau dimakan resep Titiek Soeharto, yang katanya, mau ditiru Prabowo dan Sandi," ujar Faisal. "Dua-duanya (Jokowi atau Prabowo) saya kritik. Makanya saya mendengar bapak ibu jadi susah milih, dua-duanya sama, kiri harimau, kanan buaya," kata Faisal.