TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Sudarto mengatakan, partainya akan membahas peluang islah antara PPP versi Muktamar Jakarta (kubu Djan Faridz) dan PPP versi Muktamar Surabaya (kubu Romahurmuziy) dalam musyawarah kerja nasional (Mukernas) III pada 15-16 November 2018.
Baca: PPP: PAN Sebaiknya Ganti Taufik Kurniawan Melalui PAW
"Itu yang mau kami bicarakan di Mukernas, kami ingin selamatkan partai agar lolos ambang batas parlemen," ujar Sudarto di Sekretariat DPP PPP, Jalan Proklamasi nomor 53, Jakarta Pusat pada Senin, 12 November 2018.
Menurut Sudarto, saat ini PPP dalam posisi memprihatinkan karena berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas partainya masih di bawah angka 4 persen.
Dalam Mukernas nanti, kubu M. Romahurmuziy akan diundang. Senior-senior PPP seperti Hamzah Haz, Tosari Wijaya dan tokoh-tokoh Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga akan diundang. "Kami undang semua. Kami punya tanda bukti bahwa kami undang," ujar Sudarto.
Baca: Polemik Mengenai RUU Pesantren, PPP Punya Cerita
Sudarto mengatakan, ada dua hal yang akan dibahas yakni, mendiskusikan langkah strategis untuk menyelamatkan PPP agar lolos ambang batas parlemen dan menentukan sikap politik PPP kubu Djan Faridz di pilpres 2019.
"Kami tak ikhlas kalau PPP hilang dan tinggal sejarah hanya karena egoisme sebagian kecil elite partai menyebabkan PPP tak lolos ambang batas parlemen," ujar dia.