TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para dokter dan rumah sakit bisa mengikuti perubahan global saat ini. Sebab, kata dia, industri kesehatan dan manajemen rumah sakit juga mendapat tuntutan perubahan terhadap era revolusi industri 4.0.
Baca juga: Presiden Jokowi Tagih Penunggak Iuran BPJS Kesehatan
Dikutip dari siaran tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Jokowi memberikan gambaran bahwa dunia kini telah berubah dengan adanya startup-startup yang tumbuh memanfaatkan perkembangan teknologi, dan segala kemudahan yang dihadirkan. Karena itu, Presiden Jokowi ingin agar kemajuan dan kemudahan tersebut juga hadir di ranah kedokteran.
"Mereka mengikuti perubahan global yang ada, melihat arah angin yang ada, kemudian menyiapkan aplikasi sistem yang sesuai dengan zamannya. Saya juga ingin IDI mendahului dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) XXX di Samarinda Convention Center, Kalimantan Timur, pada Kamis, 25 Oktober 2018.
Jokowi pun menyampaikan idenya seputar kemudahan yang bisa didapat pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan, namun berada di wilayah yang belum terjangkau layanan kesehatan. Menurut dia, hal tersebut sudah semestinya menjadi pemikiran besar bila melihat persebaran penduduk Indonesia yang berada di banyak pulau dengan tingkat pelayanan kesehatan yang belum merata.
Baca juga: Kembali Bantah Terlibat PKI, 4 Pidato Jokowi yang Singgung PKI
"Saya enggak tahu aplikasi sistem apa yang bisa memudahkan orang, misalnya di Kabupaten Asmat tapi perintahnya dari Jakarta. Orang bisa mendiagnosis di Halmahera, di Maluku Utara, tapi bisa diberi perintah dari Jakarta bagaimana cara menanganinya," ujarnya.
Di tingkat rumah sakit, Jokowi juga mengungkapkan pemikirannya mengenai arah pelayanan menuju smart hospital. Dalam gambaran Jokowi, smart hospital mampu memberikan pelayanan terintegrasi dengan data-data medis pasien yang saling terhubung dengan rumah sakit lain bahkan hingga ke apotek dan BPJS Kesehatan. "Kalau kita masih berpikir jadul, cara-cara lama, tradisi lama kita pakai ya tahu-tahu ditinggal kita," katanya.