TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Nanik S. Deyang, menceritakan kronologi pemukulan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet di kawasan Bandara Husein Sastranegara Bandung pada 21 September lalu.
Dalam obrolan santainya bersama wartawan di rumah pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa sore, 2 Oktober, Nanik mengatakan awal mula Ratna Sarumpaet dikeroyok dan dipukuli.
Baca : Polri: Pengecekan Dugaan Penganiayaan Ratna Sarumpaet di RS Nihil
"Kejadiannya sangat cepat," ujar Nanik. Menurut Nanik, saat itu, Ratna tengah berada di taksi. Ia baru saja pulang menghadiri sebuah perkumpulan atau konferensi di hotel. Nanik tak menyebutkan nama konferensi itu lantaran lupa.
Ratna bareng bersama dua peserta konferensi dari Malaysia dan Sri Lanka ke bandara. Nanik menceritakan kejadian itu terjadi malam hari.
Sampai di bandara, taksi berhenti di tempat gelap. Dua teman Ratna sudah lebih dulu turun. Namun Ratna curiga karena ia diturunkan di tempat gelap. Maka Ratna turun belakangan. Tak lama kemudian, Ratna diseret 3 orang tak dikenal. Ia digebuki hingga babak belur wajahnya.
Ratna, kata Nanik, akan menunggang pesawat ke Jakarta dari Bandung malam itu.
Menurut penelusuran Tempo dengan pihak Humas Bandara Husein Sastranegara Bandung, jadwal pesawat dari Bandung ke Jakarta hanya sekali sehari yakni pada siang hari. Artinya, tidak ada penerbangan malam hari.
"Kalau berangkatnya jam 10.00 atau 11.00 WIB. Adanya ke Halim Perdana Kusuma. Itu pun sering cancel. Kalau malam enggak ada," kata Hubungan Masyarakat Bandara Husein Sastranegara Mabruri Jurnalis Wahyudin. Berangkatnya jam 10-11an.
Simak juga :
BNPB: Korban Gempa Donggala dan Palu Bertambah Jadi 1.234 Orang
"Ada sekali aja ke Halim saja. Enggak ada ke Cengkareng itu pun sering cancel. Malam enggak ada jadwal penerbangan," tutur Wahyudin, Selasa sore, 2 Oktober 2018.
Prabowo telah menerima pengaduan dari Ratna Sarumpaet siang tadi ihwal peristiwa pemukulan yang menderanya. Namun, Ratna tidak ikut dalam pernyataan kepada awak media itu. Nanik berdalih, Ratna masih mengalami trauma dan ketakutan.