TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia atau Polri mengimbau agar pengiriman bantuan untuk gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, berkoordinasi dengan petugas di posko-posko perbantuan. Koordinasi diperlukan agar penyebaran bantuan merata dan aman.
Baca: Jawa Barat Siapkan Bantuan Rp 2 Miliar untuk Korban Gempa Palu
"Tentu kami mengimbau masyarakat, relawan, atau organisasi kemasyarakatan yang akan mengirim bantuan supaya berkoordinasi dengan aparat keamanan baik Polri maupun TNI," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, pada Senin, 1 Oktober 2018.
Setyo mengatakan, bantuan tersebut akan mendapatkan pengawalan sehingga pembagian dapat tepat sasaran. Polri mengkhawatirkan akan ada kejadian bantuan berlebih di suatu posko, sedangkan di posko lainnya mengalami kekurangan.
"Karena ada sebagian belum sampai, ada yang mendapatkan berlebih. Supaya tidak seperti itu, jadi semua merata," kata Setyo.
Baca: Gempa Palu, Tahanan dan Napi Boleh Keluar Penjara Selama Sepekan
Setyo pun mengimbau agar penyaluran bantuan dilakukan secara bersama-sama dengan koordinasi posko. "Mending gabungan berangkat sama-sama. Sekarang kan sudah dibuka posko-posko, koordinasi dengan posko lah," kata Setyo.
Gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018. Gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dan Donggala.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah bertambah menjadi 832 orang pada Ahad siang. BNPB menduga jumlah itu masih bisa bertambah.