TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) Komisaris Jenderal Pol (Purn) Budi Waseso akan menjadikan anggota Gerakan Pramuka sebagai agen pendistribusian, swasembada dan ketahanan pangan Bulog.
“Jadi tidak masalah dengan terpilihnya saya sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, justru ini kekuatan untuk menjalankan Bulog,” ujar Budi Waseso usai terpilih sebagai Ketua Kwarnas Pramuka masa bakti 2018-2023 di Musyawarah Nasional Pramuka di Kendari.
Baca juga: Buwas dan Adhyaksa Dault Bersaing Jadi Ketua Kwarnas Pramuka
Dalam pemilihan yang berlangsung di Hotel Grand Clarion, Kendari pada Jumat petang, 28 September 2018, Budi Waseso mengalahkan dua pesaingnya, yakni Dr Adhyaksa Dault (ketua Kwarnas inkumben) dan Prof. Dr. Jana Anggadiredja (tenaga pengajar di Lemhanas) melalui voting.
Pemungutan suara dilakukan karena tidak tercapai kemufakatan antara tiga kandidat yang dinyatakan lolos sebagai calon ketua Kwarnas.
Dalam voting tersebut, dari 35 suara yang diperebutkan, Budi Waseso meraih 19 suara, kemudian Adhyaksa Dault 14 suara dan Jana Anggadiredja dua suara.
Baca juga: Disebut Budi Waseso sebagai Pengkhianat, Ini Kata Bekas Bos Bulog
Soal rencana keterlibatan pramuka, sudah disampaikan Budi Waseso, mantan Kabareskrim Polri, seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR Jakarta, pada 21 Mei 2018.
Setelah menggandeng TNI/Polri dalam hal tempat pemasaran beras, Bulog akan menggandeng Pramuka di tingkat kecamatan dan kelurahan. Pemanfaatan Pramuka itu juga untuk menjawab tantangan distribusi pangan yang dilakukan ritel-ritel dengan sistem door to door.
"Bagaimana kita hadapi ritel door to door kita juga door to door, nanti sya akan gunakan kekuatan Pramuka," ujar Buwas, panggilan akrab Budi Waseso ketika itu.
Penggunaan kekuatan pramuka itu hanya jika ada kekurangan ketersediaan bahan pangan di suatu wilayah. Nantinya para pramuka akan mendistribusikan bahan pangan sesuai permintaan dari RT/RW.
Simak juga: Ancam Spekulan Beras, Budi Waseso: Saya Ini Mantan Kabareskrim
"Pramuka itu kan ada di kecamatan dan kelurahan, nanti dihimpun RT/RW kebutuhan berapa masyarakat, nanti yang antar pramuka," kata mantan Kepala BNN itu.
Penggunaan kekuatan pramuka itu, lanjut Budi Waseso, juga salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan bahan pangan di masyarakat yang sebenarnya.