TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Donggala yang berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang beberapa wilayah, seperti Gorontalo dan Mamuju.
Sejumlah warga Gorontalo mengakui turut merasakan gempa cukup lama karena daya kekuatannya di Donggala, Sulawesi Tengah, cukup besar.
Baca juga: BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Pasca- Gempa 7,7 SR Donggala
Sejumlah warga di Kelurahan Tomulobutao keluar dari rumah setelah merasakan guncangan gempa tersebut, yang terjadi hampir sekitar lima menit.
"Guncangannya sangat terasa dan cukup lama, dari guncangan kecil ke guncangan besar, lalu semakin pelan. Kami memutuskan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri," kata salah seorang warga, Wawan Akuba.
Meski demikian, setelah gempa reda, warga tak lagi merasa panik dan beraktivitas seperti biasa.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gorontalo Fathuri, mengatakan pusat episenter gempa tidak terdapat di daerah tersebut, tapi penjalaran gelombang atau energinya dirasakan sampai ke wilayah Gorontalo.
Gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Kabupaten Donggala sekitar pukul 17.02 WIB. Kemudian disusul gempa berikutnya berkekuatan 6,1 SR pada pukul 18.14 Wita.
BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami, tapi diakhiri beberapa saat kemudian.
Gempa yang melanda wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat pada Jumat petang itu juga membuat warga di Kabupaten Mamuju panik.
Dari pantauan Antara, getaran gempa cukup kuat, yang berlangsung pada pukul 18.06 Wita, membuat warga yang berada di dalam rumah berlarian ke luar mencari tempat-tempat yang aman.
"Baru kali ini getaran gempa kami rasakan cukup keras. Lampu di teras rumah saya bergoyang sangat kencang. Bahkan air di bak penampungan kamar mandi sempat tumpah akibat kuatnya getaran gempa," ujar seorang warga Mamuju, Fadil, saat ditemui di luar rumahnya untuk menghindari dampak gempa tersebut.
Akibat gempa Donggala yang cukup kencang tersebut, listrik di kawasan Kabupaten Mamuju sempat padam.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju Hamdhan Malik, ketika dihubungi, Jumat malam, membenarkan dampak getaran yang cukup kuat dirasakan di wilayah itu akibat gempa yang melanda wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat pada Jumat petang.
"Getaran cukup keras dirasakan di Kota Mamuju," ucapnya.
Akibat gempat Donggala tersebut, Hamdhan melanjutkan, jembatan yang berada di kawasan Jalan Arteri, tepatnya di depan Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Barat mengalami penurunan hingga 30 sentimeter (cm).
Namun ia juga belum bisa memastikan dampak kerusakan lain akibat gempa yang melanda kawasan Kabupaten Mamuju pada Jumat petang itu.
"Saat ini kami masih mencari apakah ada rumah atau bangunan yang rusak akibat getaran gempa itu. Tetapi, yang jelas saat ini, terjadi penurunan hingga 30 cm jembatan yang berada di depan Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti saya akan menghubungi jika ada perkembangan," tuturnya.