TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berujar akan menggunakan hak hukumnya untuk menuntaskan kasusnya dengan portal berita Asia Sentinel. Menurut SBY artikel di Asia Sentinel merupakan fitnah besar terhadap diri dan partainya.
Dalam pidato politiknya pada acara ulang tahun Partai Demokrat ke-17, Senin, 17 September 2018 di Jakarta, SBY menampik berita yang dimuat dalam Asia Sentinel. Ia menyebutnya sebagai “fitnah yang jauh dari logika dan kebenaran.”
Baca: Demokrat Gugat Asia Sentinel karena Berita Soal SBY dan Century
SBY meyakini tulisan di Asia Sentinel itu adalah upaya politik yang sengaja dimunculkan pada musim pemilu untuk menjatuhkan dia dan Partai Demokrat. SBY bisa memahami jika kader Demokrat geram atas pemberitaan itu. Namun ia meminta para kadernya untuk menahan diri dari perbuatan main hakim sendiri.
SBY mengatakan Indonesia merupakan negara hukum, sehingga untuk kasus ini ia akan menggunakan hak hukumnya. “Akan kita kejar sampai ke ujung dunia mana pun, yang merusak dan menghancurkan nama baik kita,” ucap SBY dengan nada sedikit mengentak.
Simak: Partai Demokrat Laporkan Asia Sentinel ke Dewan Pers
Sebelumnya, Asia Sentinel menulis berita berjudul “Indonesia’s Vast Criminal Conspiracy" yang diterbitkan pada 11 September 2018. Artikel itu mengulas hasil investigasi setebal 488 halaman terkait kasus bailout Bank Century. Hasil investigasi itu termaktub dalam berkas gugatan yang diajukan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritania bulan lalu.
Dalam beritanya, John Berthelsen selaku penulis artikel mengatakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 RI dan Ketua Umum Partai Demokrat, telah melakukan konspirasi kriminal terbesar dengan mencuri dana US$ 12 miliar dari pembayar pajak dan mencucinya melalui bank-bank internasional. Kasus itu disebut melibatkan 30 pejabat dan sejumlah lembaga keuangan internasional.
Lihat: SBY Klaim Sukses Bangun Ekonomi Indonesia di Dua Periode
Partai Demokrat sudah melaporkan Asia Sentinel kepada Dewan Pers melalui Sekertaris Jenderal Hinca Panjaitan. Menurut Hinca, John telah serampangan beropini bahwa Bank Century adalah tempat SBY untuk mencuci uang. "Itulah yang jadi soal. Secara kaidah jurnalistik yang universal, pasti harus ada konfirmasi, check dan recheck, dan tidak boleh beropini," ucapnya.