TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta pemerintah meningkatkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional. Sebab ia menilai sudah ratusan warga yang menjadi korban serta banyak infrastruktur dan sarana publik yang rusak sehingga bantuan harus diupayakan secara maksimal.
"Kami melihat pemerintah belum menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Padahal dengan jumlah korban yang mencapai ratusan, dan banyaknya infrastruktur yang rusak, sudah selayaknya musibah ini statusnya menjadi nasional," kata Taufik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Baca: Jangan Sumbang Susu Formula ke Korban Gempa Lombok, Alasannya...
Taufik mengatakan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat telah terjadi lebih dari 800 getaran, bahkan telah terjadi dua kali gempa terbesar yang dirasakan masyarakat, yakni 6,4 Skala Richter pada 29 Juli dan 7 Skala Richter pada 5 Agustus.
Dalam catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sudah ada 387 orang meninggal dan ratusan ribu orang mengungsi. Di Kabupaten Lombok Utara, hampir 75 persen bangunan rusak.
Dengan melihat kondisi tersebut, menurut Taufik, sudah selayaknya ada peningkatan status bencana agar penanganan yang dilakukan bisa lebih cepat dan maksimal. "Saya menilai jika penanganan tidak dilakukan secara maksimal, selain berdampak kepada masyarakat NTB, namun juga dunia pariwisata," ujarnya.
Baca: BNPB Lega NTB Memperpanjang Masa Tanggap Darurat Gempa Lombok
Taufik mengatakan beberapa kawasan di NTB sedang diperkenalkan sebagai destinasi pariwisata halal, misalnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika. Bahkan Gili Trawangan pun sudah dikenal luas.
Ia pun mendorong pemerintah mengupayakan penanganan yang terbaik untuk Lombok sehingga masyarakat dapat bangkit kembali. "Dan pariwisata di sana tidak terdampak secara serius, dan tetap bisa mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara," kata Taufik.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban meninggal diperkirakan akan bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh.
Sutopo mengatakan, korban meninggal dunia tersebar di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 334 orang, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 30 orang, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 10 orang, Kota Mataram sebanyak 9 orang, Kabupaten Lombok Tengah sebanyak dua orang dan Kota Denpasar sebanyak dua orang. Sementara itu, korban luka-luka tercatat 13.688 orang dan pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik.
Baca: Gempa Lombok, BNPB: 75 Persen Permukiman di Lombok Utara Hancur