TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah memastikan tak akan mengikuti pemilihan legislatif 2019, tidak menjadi calon legislatif atau caleg dari partai apa pun. "Saya tidak akan maju menjadi anggota DPR atau DPD atau jabatan elected official atau jabatan yang dipilih oleh rakyat pada periode ini dan tentunya di pemilu yang akan datang," kata Fahri di kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.
Fahri beralasan ingin berfokus menyelesaikan perseteruannya dengan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Fahri melenggang ke kursi DPR dari PKS. Politikus kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ini memang telah dipecat oleh Presiden PKS Sohibul Iman.
Baca: Fahri Hamzah: Tiga Partai Paling Memanfaatkan...
Fahri pun telah menggugat keputusan itu. Pada Desember 2016, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan gugatan Fahri yang melawan keputusan pemecatan. PKS meminta banding, tapi Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak upaya banding itu.
Polemik berlanjut dengan saling melaporkan antara Fahri dan Sohibul. Keduanya saling menuduh melakukan fitnah dan pencemaran nama baik. Kasus itu berlanjut di Kepolisian Daerah Metropolitan Jaya.
Baca: Relawan Jokowi Laporkan Fahri Hamzah ke...
Fahri menilai PKS tengah di ujung tanduk lantaran konflik internal. Segelintir pemimpin PKS, kata dia, telah bertindak sewenang-wenang terhadap para kader yang kedapatan menemuinya dan mantan Presiden PKS, Anis Matta. "Terjadi perusakan di dalam partai dengan cara memecat orang-orang yang bertemu saya dan Ustad Anis."
Fahri mengatakan ingin menyelesaikan perseteruannya dengan pimpinan PKS itu. Ia tak ingin membiarkan rekan-rekannya sesama pendiri PKS berjuang sendirian menghadapi polemik internal partai. “Saya enggak mau ninggalin mereka dalam keadaan susah.”
Baca: Fahri Hamzah Tolak Anies Baswedan Jadi ...
Fahri Hamzah mengkhawatirkan kondisi PKS. “Ini mau partai mau terjun bebas, saya harus ada di situ."