TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan partainya menghormati keputusan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menolak dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pilpres 2019.
"Tidak masalah, sebetulnya bukan ditolak karena Pak JK tidak mau dengan AHY dan maunya dengan yang lain, tapi karena memang Pak JK tidak ingin lagi terjun dalam pilpres," kata Ferdinand kepada Tempo pada Kamis, 5 Juli 2018.
Baca: Demokrat: Poros Ketiga Terbentuk Seiring Perpecahan di Kubu-kubu
Kabar penolakan JK itu disampaikan oleh Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi. Sofjan mengatakan JK sudah menolak wacana Partai Demokrat memasangkannya dengan AHY. "Sudah kasih tahu ke Demokrat dia sudah tidak bisa (maju pilpres) lagi," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018. Sofjan mengatakan JK sudah memutuskan untuk pensiun dan hanya akan membantu Presiden Joko Widodo dalam pemilihan selanjutnya.
Sejumlah politikus Partai Demokrat sebelumnya mengungkapkan wacana memasangkan JK dengan Komandan Satuan Tugas Bersama Agus Harimurti Yudhoyono. Wacana itu semakin menguat setelah adanya pertemuan antara JK dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin, 25 Juni lalu.
Baca: JK Disebut Tolak AHY di Pilpres 2019, Ini Kata Demokrat
Menurut Ferdinand, kader Demokrat menghormati keputusan JK yang lebih memilih untuk menyiapkan kepemimpinan masa depan. Ia mengatakan keputusan JK itu tak mengganggu arah politik Demokrat sama sekali. Demokrat, kata dia, kini bergerak dengan banyak opsi terkait kandidat calon presiden dan wakil presiden.
Ferdinand sekaligus mengklarifikasi hasil polling internal kader yang sebelumnya diberitakan. Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon dan Imelda Sari menyampaikan bahwa 90 persen kader Demokrat menginginkan terbentuknya poros baru dan secara spesifik nama JK disebut sebagai kandidat capres.
Baca: Sofyan Wanandi Tepis Isu JK Ingin Ajukan Anies di Pilpres 2019
Ferdinand meluruskan, hasil polling itu yakni 94,1 persen kader memilih poros baru, tetapi tidak menyebut nama JK. "Yang benar adalah polling di DPD Jawa Barat ketika Pak SBY konsolidasi di sana, kader menginginkan DPP Partai Demokrat menginisiasi pembentukan poros baru," kata dia.
Ferdinand tak menampik nama JK memang cukup banyak muncul di internal kader Demokrat. Namun, kata dia, keinginan mengusung JK sebagai capres masih sebatas aspirasi dari kader yang kemudian ditampung. "Belum pernah menjadi sikap partai," ujarnya.
Demokrat pun menjajaki opsi baru setelah adanya penolakan JK. Ferdinand mengatakan dua opsi yang kini dibahas yakni duet Prabowo Subianto-AHY dan Anies Baswedan-AHY.