TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah ada arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak di pemilihan Gubernur Jawa Timur. Ia mengatakan Jokowi tidak pernah memerintahkan hal itu.
Pramono menuturkan dirinya sudah bicara langsung dengan Jokowi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk mengklarifikasi hal ini di sela rapat terbatas di kantor presiden. "Itu sama sekali tidak benar, tidak pernah ada penugasan oleh presiden kepada siapa pun karena presiden harus netral," kata Pramono di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.
Baca: Airlangga Hartarto Bantah Coba Adu Domba Jokowi dan Megawati
Menurut Pramono, pihak Istana harus mengklarifikasi hal ini sebelum pencoblosan pemilihan kepala daerah dilaksanakan di 171 daerah secara serentak. "Ini kan simpang siur, seakan-akan ada penugasan dari presiden untuk memenangkan calon tertentu. Kami tegaskan tidak ada," ujarnya.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan mendapat arahan dari Presiden untuk memenangkan pasangan Khofifah-Emil. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri kampanye akbar di GOR Bayuangga, Kota Probolinggo, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Airlangga mengklaim Jokowi berpendapat bahwa menentukan pilihan di pilkada tidak didasari kesamaan partai politik, tapi sesuai dengan hati dan kelayakan.
Baca: Wasekjen PDIP Kritik Klaim Airlangga Soal Jokowi Dukung Khofifah
Dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur, pasangan Khofifah-Emil diusung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai NasDem, dan Partai Hanura. Adapun lawannya, yakni pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno, diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Pernyataan Airlangga tersebut pun menuai protes dari Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah. Basarah menilai Airlangga mencoba mengadu domba antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.
Baca: Survei Pilkada Jawa Timur, Gus Ipul-Puti Guntur Unggul di Madura
Menanggapi perkataan Basarah, Airlangga membantah ingin mengadu domba Megawati dan Jokowi. "Oh, tidak mungkin kami memecah belah," katanya saat ditemui di Istana Wakil Presiden.