TEMPO.CO, Kendari - Tiga daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara diterjang banjir. Banjir di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari terjadi setelah hujan mengguyur seluruh wilayah Sulawesi Tenggara selama lima hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara, Boy Ikhwansayah, mengatakan pihaknya menerima lima titik wilayah di Sulawesi Tenggara yang terendam banjir. Untuk Kota Kendari terdapat dua titik banjir yakni wilayah Andonohu dan Kambu. Di wilayah ini ada sekitar 75 rumah terendam banjir.
Baca: Hujan Mulai Turun di Puncak, Bendung Katulampa Siaga 4
Adapun Kabupaten Konawe Selatan yang merupakan daerah tetangga Kota Kendari juga terdapat dua titik yakni wilayah Moramo dan Lainea. “Pantauan sementara wilayah Andonohu dan Lepo-lepo tepatnya di Wanggu merupakan titik terparah,” kata Boy saat dikonfirmasi Tempo, Senin, 25 Juni 2018.
Boy mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah daerah memantau pergerakan banjir. Ia mengimbau warga yang bermukim di bantaran kali dan pesisir pantai mulai waspada. BPBD juga telah berkoordinasi dengan tim SAR, serta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk mendirikan dapur umum.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara memberikan peringatan waspada kepada masyarakat terhadap cuaca buruk yang sedang melanda wilayah Sulawesi. Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Adi Istiyono menjelaskan, intensitas hujan yang terjadi di Kota Kendari dan beberapa wilayah di Sultra terjadi hampir 24 jam.
Baca: Pusat Vulkanologi: Banjir Bandang Banyuwangi Murni Peristiwa Alam
Cuaca ini, kata dia, terkadang diselingi dengan panas matahari meski tidak berlangsung lama sekitar lima menit. “Pengaruh utamanya karena tiupan angin yang berubah di atmosfer, dan kondisi saat ini masih diselimuti awan tebal,” kata Adi.
Gambaran satelit cuaca saat ini di ketinggian 600-3000 meter pada lapisan atmosfer 850 mb masih sangat labil dan basah sehingga potensi pertumbuhan pembentukan awan masih terus berpotensi terus terjadi. Ia pun menegaskan jika kondisi ini masih berlangsung cukup lama dan berpotensi banjir. “Masih lama dan berpotensi banjir,” kata Adi.