INFO NASIONAL - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menggelar open house silaturahmi hari ke-2 Hari Raya Iedul Fitri 1439 H untuk berbagai kalangan masyarakat pada Sabtu, 16 Juni 2018. Bersama istri, di rumah dinas Wakil Ketua MPR RI Jakarta, HNW menyambut kedatangan tamu untuk bersilaturahmi merayakan hari raya. Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan anggota Lembaga Pengkajian MPR Harun Kamil.
Di tengah-tengah acara, HNW menyatakan bahwa momen Ramadan dan Idul Fitri adalah saat dimana masyarakat Islam Indonesia memperlihatkan Islam yang sesungguhnya, yakni Islam yang sangat menyejukkan dan damai.
Baca Juga:
“Lihat saja dari mulai hari pertama Ramadan sampai hari kedua Idul Fitri ini, apa yang dikerjakan umat Islam yakni hal-hal yang mempersatukan dan menyejukkan. Antara lain acara buka puasa bersama dengan mengundang berbagai kalangan masyarakat, bagi-bagi takjil, berbagi kepada kaum dhuafa dan anak-anak yatim, tarawih, I’tikaf di masjid, membayar zakat kepada fakir miskin, lalu ketika hari raya menggelar open house terbuka kepada masyarakat luas bersilaturahmi dan bermaaf-maafan,” ujarnya.
Lalu, lanjut HNW, banyak sekali umat Islam yang menyebar ke berbagai daerah pulang kampung dengan satu tujuan bersilaturahmi, halal bihalal, saling meminta dan memberi maaf. Ternyata, beragama itu sangat penuh keramahan, kegembiraan, kesejukan, tidak ada sama sekali kegiatan-kegiatan radikal, ekstrim, terorisme yang mengganggu masyarakat.
“Dari fakta-fakta tersebut, siapa pun yang mengkait-kaitkan Islam dengan kekerasan, radikal, terorisme berhentilah. Lihatlah kesejukan yang Islam tampilkan selama Ramadan dan Idul Fitri,” ucapnya.
Baca Juga:
HNW mengingatkan bahwa beragama itu dalam konteks Indonesia, adalah faktor yang menguatkan kehidupan bangsa Indonesia sebagai manusia, anggota masyarakat, dan negara.
Kesadaran ini, menurut HNW, sangat penting dikapitalisasi, apalagi dalam menghadapi tahun politik saat ini. Sehingga, ketika tiba waktunya yakni pilkada, pileg, dan pilpres, bangsa ini telah memiliki bekal sosial dan spiritual bahwa seluruh anak bangsa Indonesia bersaudara, apa pun latar belakang politik dan pilihan politiknya, harus tetap sejuk dan damai.
“Sekali lagi, bawalah kesadaran ini dalam politik. Pilihan boleh beda tapi tidak harus konflik, semua bersaudara, jangan saling bermusuhan, jangan menyebarkan hoax dan fitnah. Kalau itu tercapai maka masyarakat akan menggunakan hak politiknya dengan rasional, dengan semangat bahwa kompetisi ini bukanlah mencari musuh tapi mencari yang lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara,” katanya. (*)