TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY membantah kritiknya pada pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi merupakan inkonsistensi Partai Demokrat.
"Ah, sama sekali tidak. Saya yakin yang komentar itu tidak hadir di Rapimnas dan juga tak hadir pada orasi politik saya," ujar AHY di kantor AHY Foundation, Jakarta, Rabu, 13 Juni 2018. Karena itulah, menurut AHY, Hasto tak memahami konteks pidato politiknya.
Pada 9 Juni 2018 lalu, AHY menyampaikan pidato yang mengkritik pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Beberapa hal yang menjadi poin kritik AHY antara lain daya beli masyarakat, kenaikan tarif listrik, sulitnya lapangan pekerjaan, banyaknya tenaga kerja asing, dan revolusi mental.
Kritik AHY kemudian ditanggapi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, kritik harusnya diberikan berdasarkan penilaian obyektif.
Baca: Sekjen PDIP Sebut Pidato AHY Cermin Inkonsistensi Demokrat
Selain itu, Hasto juga menilai kritik AHY sebagai pergeseran sikap Partai Demokrat terkait koalisi dalam pemilihan presiden 2019. Hasto mengakui sebelumnya ada sinyal bahwa Demokrat akan merapat ke koalisi pengusung Joko Widodo. Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono termasuk salah satu yang memberi sinyal tersebut.
AHY mengatakan, sampai saat ini Demokrat belum menentukan ke mana Demokrat akan berkoalisi. "Kami konsisten di dalam Rapimnas Partai Demokrat, sikap Pak SBY dalam sambutannya dan saya keesokan malamnya menyampaikan pidato politik bahwa Demokrat hari ini belum menetapkan akan bekerja sama dengan siapa," katanya.
Baca: Gelar Pasar Murah, AHY: Daya Beli Masyarakat Menurun
AHY mengatakan dalam pidatonya Demokrat tak hanya mengkritisi kinerja pemerintah yang belum tercapai. Namun, juga ada apresiasi terhadap hal-hal baik yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi-JK. "Tetapi kita juga harus tambah dengan koma yang sudah baik lanjutkan, koma, yang belum baik perbaiki kasih tanda seru," ucapnya.
AHY juga menambahkan bahwa pidato kritiknya kepada pemerintahan Jokowi bukan tanpa dasar. Apa yang disampaikannya beberapa waktu lalu merupakan suara rakyat yang ditampung kader Demokrat di berbagai daerah. "Artinya kami realistis dan rasional. Tidak bisa bilang semuanya sudah baik. Itu namanya bohong. Kalau segala sesuatu sudah baik, justru kami menggunakan hati dan ini adalah hati rakyat," tuturnya.
SYAFIUL HADI | BUDIARTI UTAMI PUTRI