TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus penggerebegan terduga teroris oleh Densus 88 di Universitas Riau menjadi perhatian pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan berkaca dari kasus di Riau tersebut, pihaknya tak mau kecolongan dan akan menyiapkan sejumlah langkah.
Baca: Alasan Rektor UGM Coret Jubir Eks HTI dari Daftar Penceramah
"Kami kan punya banyak BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), mahasiswa yang nginep di kampus pun juga banyak, nah, ini yang kami cermati," ujar Panut ditemui di kantor Gubernur DIY Rabu 6 Juni 2018.
Panut menuturkan, melihat kasus di Universitas Riau, pihaknya meminta tiap mahasiswa yang menginap di kampus sudah mengantongi izin dari pihak jurusan atau fakultas serta jelas identitasnya.
"Kami juga meminta tiap pimpinan jurusan dan fakultas aktif turun memantau lokasi kegiatan mahasiswa. Jangan sampai ada bahan kimia berbahaya yang bisa buat bom atau narkoba ternyata ada di situ,"ujar Panut.
Panut menegaskan pihaknya tak akan melarang mahasiswanya yang berkegiatan sampai larut atau menginap di kampus sepanjang memang berkaitan dengan kegiatan akademik. Sebagai akademisi dari jurusan teknik, Panut paham benar banyak tugas kampus yang kadang tak sempat atau tak bisa di bawa pulang.
"Kayak anak (jurusan) arsitektur, banyak tugas harus dikerjakan di kampus sampai larut. Ini tak masalah asal tetap prosedural," ujarnya.
Baca: Rayakan Hari Lahir Pancasila, Slanker Mengaji Pancasila di UGM
Panut sendiri kerap menemui para mahasiswa teknik yang harus menginap di laboratorium karena mengerjakan proyek untuk lomba internasional. Seperti tim pembuat mobil listrik UGM.
Dia hanya menegaskan tak ingin aktivitas akademik mahasiswanya disusupi orang orang yang tak bertanggungjawab. "Syukurlah sampai sekarang tak ada info ada teroris yang menyusup ke UGM," ujarnya.
Densus 88 Polri sebelumnya menangkap tiga terduga teroris di Universitas Riau. Dari mereka Densus mendapat barang bukti bom pipa besi, bahan peledak siap pakai, bahan peledak lain seperti pupuk KN03, sulfur, gula dan arang. Selain itu, tim Densus 88 juga menemukan dua busur panah dan delapan anak panah.