TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menolak diusung sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2019. Penolakan itu dia sampaikan saat bertemu dengan rombongan umrah yang terdiri dari pimpinan Aksi 212, Slamet Maarif dan Ansufri Idrus Sambo, di Mekah, Arab Saudi.
Baca: Prabowo dan Amien Rais Umrah, Kemungkinan Bertemu Rizieq Shihab
"Habib selalu menempatkan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadinya sendiri," kata Sambo yang mengikuti pertemuan itu saat ditanya soal keputusan Rizieq lewat pesan singkat, Sabtu, 2 Juni 2018.
Dorongan menjadikan Rizieq sebagai capres 2019 merupakan putusan rapat koordinasi nasional Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). Kelompok tersebut merupakan gabungan massa yang pernah ikut aksi 212 pada 2016 lalu.
Selain itu, rakornas juga merekomendasikan sejumlah nama, yaitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai capres atau cawapres dalam pemilihan presiden 2019.
Rombongan pimpinan Aksi 212 datang ke Mekah untuk umrah sekaligus bertemu Rizieq. Slamet selaku Ketua Umum PA 212 datang bertemu Rizieq untuk menyampaikan keputusan rapat itu secara langsung. Dalam pertemuan itu, turut hadir Prabowo dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Sambo mengatakan Rizieq Shihab punya pertimbangan yang bijak dalam mengambil keputusan untuk tidak maju sebagai capres. Dia mengatakan Rizieq tak mau mengecewakan orang yang mendukungnya dan menyakiti pendukung lain. "Beliau sangat bijaksana. Dia tidak ingin mengecewakan orang yang mendukungnya dan tidak juga menyakiti pendukung yang lain," kata Sambo. (*)
Lihat juga video: Bagaimana Strategi Growth Hacking Bukalapak, dengan Biaya Murah Bisa Menjadi Pemain E-commerce No 2?