TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk sekitar Gunung Merapi punya cara tersendiri untuk mitigasi erupsi. Penduduk sekitar Merapi membentuk komunitas-komunitas yang aktif mengabarkan keadaan Merapi. “Mitigasi erupsi Merapi tidak lepas dari peran penting jaringan dan komunitas,” kata Ketua Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, di Yogyakarta, Sabtu, 2 Mei 2018.
Penduduk sekitar Merapi membentuk komunitas-komunitas. Ada Komunitas Pasak Merapi dan Lingkar Merapi. Di desa-desa sekitar Merapi juga terdapat kader-kader Karang Taruna dan sesepuh yang berperan dalam mitigasi erupsi Merapi.
Baca: Jumat Malam, Pengungsi Akibat Erupsi Gunung ...
Mereka punya desa siaga, desa bersaudara, dan komunikasi radio siaga. Desa bersaudara adalah desa yang digunakan untuk menampung penduduk yang mengungsi ketika terjadi erupsi. “Kesiapsiagaan Gunung Merapi diterapkan oleh penduduk sekitar Gunung Kelud,” kata Eko.
Mitigasi penduduk lereng Merapi juga berupa diskusi bertajuk Jagongan Media Jurnalistik dan Ketangguhan Bencana di Kantor Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta belum lama ini.
Baca:Pakar ITB Sebut Kondisi Gunung Merapi Seperti Perempuan Hamil Tua
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan warga yang tinggal di sekitar Merapi telah menerapkan mitigasi berbasis komunitas. Sejak 2007, konsep mitigasi berbasis komunitas itu telah dijalankan. Mereka punya sistem wajib latih penanggulangan bencana. Kadernya di antaranya aparat pemerintah dan tokoh-tokoh desa.
Selain melalui komunitas, penduduk sekitar Gunung Merapi juga aktif ronda malam belakangan ini. Beberapa dari mereka membangun pos ronda dan berjaga sambil bertukar informasi melalui handy talkie, mengisi malam dengan bermain kartu.