TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Jumat malam, 1 Juni 2018, pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi berjumlah 1.900 orang. Pengungsi berasal dari Tlogolele sebanyak 1.600 orang, dari Klakah 200 orang, dan dari Jrakah 100 orang.
“Lima mobil ambulans disediakan dan didukung tenaga relawan,” kata juru bicara BNPB, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 2 Juni 2018. Berdasarkan pantauan Tempo dari Google Maps, sampai saat ini, sudah ada 50 pos pengungsian Gunung Merapi.
Baca: Gunung Merapi Meletus Dua Kali Malam Ini
Tempat pengungsian tersebar di berbagai desa di sekitar Merapi. Beberapa gedung sekolah juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk menampung pengungsi.
“Sampai saat ini, tempat pengungsian hanya digunakan sementara pada malam hari saja,” ujar Sutopo. Sedangkan di siang hari pengungsi pulang ke rumah.
Baca: Tinggi Letusan Gunung Merapi Mencapai 6...
Pada Jumat malam, Merapi meletus dua kali, pukul 20.24 dan pukul 21.00. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta menyatakan erupsi mengakibatkan kolom letusan mencapai 1.000 meter tegak.
Pagi ini, Sabtu, 2 Juni 2018, BPPTKG mengumumkan status Gunung Merapi masih waspada. “Tingkat aktivitas Gunung Merapi level II (waspada),” cuit akun Twitter BPPTKG, Sabtu pagi.