Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar ITB Sebut Kondisi Gunung Merapi Seperti Perempuan Hamil Tua

image-gnews
Letusan Gunung Merapi dengan Amplitudo Maksimum 64 mm dengan kolom letusan 2500 Meter mengarah ke Timur Laut, teramati dari pos PGM Jrakah selama 1,5 menit pada Jumat, 1 Juni 2018, pukul 20.24 WIB. TEMPO/@Bpptkg
Letusan Gunung Merapi dengan Amplitudo Maksimum 64 mm dengan kolom letusan 2500 Meter mengarah ke Timur Laut, teramati dari pos PGM Jrakah selama 1,5 menit pada Jumat, 1 Juni 2018, pukul 20.24 WIB. TEMPO/@Bpptkg
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kondisi Gunung Merapi kini berpotensi mengeluarkan magma dari perut bumi. Berdasarkan pemantauan kamera termal, ada peningkatan temperatur kawah pada pukul 20.24 ke 21.09, Jumat, 1 juni 2018. "Itu mengindikasikan material panas bergerak ke level yang lebih dangkal atau ke atas menuju kawah," kata pakar gunung api dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman.

Menurut Mirzam, peningkatan suhu di kawah Merapi mencapai 150 derajat Celcius dalam waktu 30 menit. Jika kondisi puncak Merapi stabil seperti itu, diperkirakan letusan magmatik bakal terjadi. "Secara teoritikal tidak lama lagi," kata peneliti di Kelompok Keahlian Petorologi, Vulkanologi, dan Geokimia ITB itu.

Karena tidak didahului oleh pembentukan sumbat lava, kata Mirzam, maka diperkirakan erupsi magmatik Merapi tidak akan se-eksplosif 2014 ataupun 2010. “Sebab tidak ada akumulasi energi yang signifikan,” katanya.

Adapun potensi awan panas atau wedhus gembel tetap harus diwaspadai karena tidak ada sumbat lavanya. Awan panas bisa juga muncul dari runtuhnya kolom erupsi akibat kehilangan tekanan ke atas. "Saat runtuh dan meluncur ke bawah, itulah awan panas terjadi," kata Mirzam.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk waktu letusan, menurut Mirzam, bisa diestimasikan dari gradien antara jeda waktu erupsi dan peningkatan suhu. Ia menganalogikan kondisi Merapi saat ini seperti ibu hamil yang memasuki fase pembukaan. "Ada kemungkinan sudah pembukaan tapi tidak langsung keluar (melahirkan) alias tidak jadi meletus," katanya.

Beberapa faktor yang bisa menahan keluarnya magma atau erupsi magmatik Merapi itu adalah suplai magma yang tidak cukup banyak sehingga tidak bisa memaksa magma keluar kawah. Kondisi kedua yaitu kecepatan magma yang naik dari dapur magma ke permukaan. "Jika kecepatannya lebih lambat dari magma membeku maka akan berhenti."

Mirzam meminta masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap perkembangan Gunung Merapi. Ia meminta semua mengikuti saran dan petunjuk dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Status Gunung Ruang Naik jadi Awas, Masyarakat Harus Mengungsi dalam Radius 6 Kilometer

2 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Status Gunung Ruang Naik jadi Awas, Masyarakat Harus Mengungsi dalam Radius 6 Kilometer

PVMBG menaikkan status Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara menjadi level IV, dan merekomendasikan tak ada aktivitas masyarakat dalam radius 6 kilometer.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

5 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

21 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

22 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

31 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

47 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

47 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Gunung Semeru Semakin Bergemuruh dalam Sepekan Ini

49 hari lalu

Seorang warga Tengger menyaksikan api dan kepulan asap kebakaran yang mulai meluas hingga mendekati area Bukit Teletubbies, setelah hampir seharian api menghanguskan sebagian kecil padang rumput Pengol dan Tebing Jantur, Jumat sore, 1 September 2023.  Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terpaksa menutup jalur kegiatan wisata ke Gunung Bromo mulai Sabtu, 2 September 2023, hingga batas waktu yang belum ditentukan. TEMPO/Abdi Purmono
Gunung Semeru Semakin Bergemuruh dalam Sepekan Ini

Aktivitas erupsi Gunung Semeru terpantau dalam pengamatan sistem Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) MAGMA Indonesia.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

49 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

56 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman