INFO JABAR - Perekonomian Jawa Barat pada triwulan satu 2018 tumbuh 6,02 persen dibanding periode 2017. Pertumbuhan berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 467,01 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 343,03 triliun.
Demikian laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat bertajuk “Berita Resmi Statistik” per 7 Mei 2018. Pada laporan BPS Jawa Barat, tercatat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 11,29 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 18,15 persen.
Sumber laju pertumbuhan (source of growth, SOG) secara perbandingan tahunan (yoy) dari sisi lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah lapangan usaha industri pengolahan, yaitu 3,19 persen. Dari sisi pengeluaran, andil terbesar terhadap pertumbuhan adalah komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,06 persen.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Alhamdulillah berkat kerja sama semua pihak, kinerja ekonomi Jabar bukan hanya terjaga baik, namun tumbuh 0,9 persen pada triwulan pertama tahun ini. Ini pemicu untuk tetap bekerja keras,” katanya, Selasa, 15 Mei 2018.
Aher, sapaan akrab Gubernur Ahmad, mengapresiasi semua elemen yang sudah bekerja keras dan ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. PDRB triwulan I 2018 (q-to-q) terjadi merata di semua bidang, yakni diwarnai faktor musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh ekspansif sebesar 45,43 persen.
Pertumbuhan juga terjadi pada beberapa lapangan usaha lainnya, kecuali sektor berbasis ekplorasi alam, seperti pertambangan dan penggalian, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, daur ulang, dan lainnya. “Mari jaga momentum baik ini, tidak usah cepat puas, apalagi takabur. Jadikan pengabdian kita di sektor ekonomi lebih bersungguh-sungguh agar bernilai ibadah,” kata Aher. (*)