TEMPO.CO, Jakarta - Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menegaskan operasi penanggulangan kerusuhan di Mako Brimob sejak 36 jam sebelumnya telah berakhir pada Kamis pagi, 10 Mei 2018, pukul 07.15. Saat memberikan keterangan pers di Mako Brimob, Depok, Kamis, dia menyebutkan sekitar 95 persen narapidana dan tahanan teroris telah menyerahkan diri.
"Sudah tidak ada negosiasi." Rutan mengisolasi dan memindah napi dan tahanan.
Baca: GP Ansor: Kerusuhan Mako Brimob Jangan Diatasi dengan Cara Biasa
Wakapolri menyatakan bahwa dia memimpin langsung operasi sejak kerusuhan terjadi pada Selasa malam, 8 Mei 2018.
Wakapolri berjanji menyampaikan perkembangan lanjutan mengenai penanggulangan dan pemulihan secara berkelanjutan. Polisi juga sedang melakukan sterilisasi.
Kerusuhan pecah di Mako Brimob sejak Selasa malam, 8 Mei 2018, sekitar pukul 21.00. Kejadian yang diduga dipicu karena pembagian makanan di sel Blok C itu menewaskan lima anggota Brimob, dan satu orang narapidana teroris, yakni Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrohim.
Baca: Kerusuhan Mako Brimob, GP Ansor
Para anggota Brimob yang tewas mendapatkan kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta. Mereka adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli Idensos, Iptu Luar Biasa Anumerta Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, dan Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan kepolisian membebaskan anggota Densus 88 Antiteror Brigadir Iwan Sarjana yang sempat disandera napi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua. Pembebasan itu dilakukan sekitar pukul 00.00. "Sudah berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup, kondisi luka-luka lebam dimuka dan dibeberapa bagian tubuhnya," kata Setyo.