TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan mendeklarasikan PPP Khittah di kantor Dewan Pimpinan Wilayah partai Ka'bah Yogyakarta, Jumat 4 Mei 2018.
Deklarasi itu dilakukan tokoh dari dua kubu PPP yang selama ini bertikai yaitu Djan Faridz dan Romahurmuziy. Mereka antara lain Prof. Drs. H. B. Tamam Achda (wakil ketua umum kubu Romy), M Syukri Fadholi, kubu Djan; Mudrik Sangidu, tokoh Mega Bintang dari kubu Djan; Anwar Sanusi dari kubu Romi dan lain-lain.
“Mereka (Romi dan Djan) harus melakukan taubatan nasuha, kembali ke jalan yang benar,” kata Syukri, Jumat 4 Mei 2018.
Baca juga: Kecewa, Gerakan Pemuda Ka'bah Tak akan Berikan Suara kepada PPP
Syukri Fadholi mengatakan PPP khittah merupakan gerakan moral dan gerakan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di PPP dari kedua kubu yang bertikai. Syukri mengatakan PPP khittah tidak keluar dari PPP yang ada sekarang ini.
Menurut Syukri, ada tiga misi perjuangan PPP khittah yaitu mengembalikan partai sebagai pembawa aspirasi umat Islam. Kedua membentengi moral agar NKRI tidak sekuler dan ketiga adalah untuk membangun NKRI agar kebijakan pemerintah tidak keluar dari nilai-nilai yang sudah digariskan.
Baca juga: PPP Tak Solid : Tetap ke Jokowi Atau ke Prabowo? Sejarahnya....
“Saat ini PPP dapat musibah besar. Partai ini dibajak oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Mereka yang jadi pengurus partai hanya bertujuan meraih jabatan," kata dia.
Hal senada disampaikan Tamam Achda, Dewan Pimpinan Pusat PPP saat ini dinilai telah melakukan kebijakan-kebijakan politik yang bertentangan dengan jati diri sebagai partai berasaskan Islam.