TEMPO.CO, Pangandaran - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Keramba Jaring Apung atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa, 24 April 2018.
"Kami akan resmikan Keramba Jaring Apung, offshore lepas pantai. Kami harap ini jadi terobosan di Indonesia," kata Jokowi saat meresmikan keramba.
Baca: Mengapa Fahri Hamzah Begitu Yakin Jokowi Tak Dapat Tiket Pilpres
Dalam peresmian itu, Jokowi didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Budi Karya, Menter PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Bupati Pangandaran, serta sejumlah pejabat lainnya.
Jokowi menjelaskan dua per tiga atau 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan. Dengan adanya terobosan itu, ia berharap bisa menambah hasil budi daya ikan. "Kami harap ini menjadi cikal bakal, berlipat ganda, nilai tambah budi daya ikan Indonesia," ucapnya.
Keramba Jaring Apung di Pangandaran ini adalah yang pertama diresmikan. Saat ini, ada dua KJA lain di Sabang dan Karimun Jawa, yang tengah dikembangkan.
Baca: Elektabilitas Jokowi Naik Versi Kompas, Fahri Hamzah: Mirip Ahok
Menurut Jokowi, satu unit KJA ini bisa menghasilkan 816 ton ikan per tahun. Jika keramba biasa, paling hanya menghasilkan 4,5 ton ikan saja. "Saya minta nelayan betul-betul mengikuti perkembangan seperti ini," kata Jokowi.
Dalam mengelola KJA, pemerintah melibatkan koperasi unit desa (KUD) nelayan setempat. Ada 50 orang yang memasok pakan tambahan untuk ikan. Total jumlah orang yang terlibat langsung dalam keramba jaring antara 215 sampai 250 orang. Jumlah yang tidak terlibat secara langsung 220 orang.
"Diharapkan nelayan banyak terlibat. Ini sebuah proses untuk transfer ilmu," kata Jokowi. Nantinya, ikan dari keramba apung ini bisa diekspor ke luar negeri, seperti ke Timur Tengah dan Jepang.