TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjawab tudingan bahwa ia menggunakan nama almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai alat kampanye politiknya. Menurut Muhaimin, kampanye dengan konsep Sudurian, atau Sukarno-Gus Dur, bukan untuk kampanye politik PKB.
Konsep tersebut, kata Muhaimin, hanya untuk memudahkan masyarakat menerima pesan moral kebangsaan. "Ini (konsep Sudurian) bukan kampanye PKB, bukan kampanye politik. Ini gagasan untuk memudahkan masyarakat dan rakyat menangkap pesan moral dan nilai-nilai ajaran kebangsaan. Jadi nilai, bukan gambar, bukan kampanye PKB, bukan," kata Muhaimin setelah membuka Posko Jokowi-Cak Imin (Join) di Jalan Dokter Cipto, Semarang, Selasa, 17 April 2018.
Sebelumnya, di media sosial ramai dibicarakan soal kampanye politik yang menggunakan nama Gus Dur. Putri Gus Dur, Alissa Wahid, bahkan mencuit tentang hal ini. "Saya sih tidak pusing orang-orang mau bilang apa. Sikap saya 100 persen bertumpu pada apa yang diucapkan Gus Dur kepada saya soal PKB. Saya juga tidak punya kepentingan terhadap PKB menang atau kalah. Cuma minta Gus Dur tidak dijadikan komoditas kekuasaan. Sudah, itu saja," kata Alissa dalam cuitannya pada 14 April lalu.
Muhaimin Iskandar membantah syahwat politiknya sebagai calon wakil presiden Joko Widodo terkesan dipaksakan. Ia menceritakan, majunya dia sebagai cawapres 2019 mendampingi Jokowi atas usulan para kiai, juga dorongan partai di tingkat DPW.
"Tidak (dipaksakan), justru bisa dilihat siapa yang berkontribusi pada elektoral Pak Jokowi, siapa yang berkontribusi pada pemenangan Pak Jokowi. Join (Jokowi-Cak Imin) inilah yang akan berkontribusi," ujar Menteri Tenaga Kerja era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Keyakinan Muhaimin Iskandar maju sebagai wapres Jokowi kian menjadi saat ia mendapat dukungan dari Jokowi. Ia menegaskan tidak akan berubah pikiran untuk berkoalisi dengan calon lain, seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto dan bekas Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
"Saya kira kok belum pernah dengar, ya, kalau Pak Gatot akan maju di pilpres. Saya sudah mendapatkan izin dan dukungan (Jokowi) agar Join kita sosialisasikan. Tentu semua akan proses, tapi saya yakin dengan takdir. Kita akan berusaha, takdir sudah menentukan," katanya.